Semoga Bantuan Kemanusiaan Segera Disalurkan, Bencana Kelaparan di Sudan Meluas
Bencana Kelaparan di Sudan Meluas
Foto: istimewaKHAORTUM – Menurut penilaian yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa (24/12), kelaparan telah menyebar di Sudan yang dilanda perang dan diperkirakan akan meluas lebih jauh, dengan kamp-kamp pengungsian dan masyarakat terlantar terkena dampak yang paling parah.
Dikutip dari The Hindu, Tinjauan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu atau The Integrated Food Security Phase Classification (IPC), yang digunakan oleh badan-badan PBB, menetapkan kelaparan telah menyebar ke dua kamp pengungsian tambahan di bagian barat negara itu dan sebagian bagian selatan.
Sudan sedang terguncang oleh pertempuran selama 20 bulan antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter yang dipimpin oleh jenderal-jenderal yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang mengerikan.
Perang yang terjadi sejak April 2023 telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan 12 juta orang mengungsi, sehingga menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis pengungsian terbesar di dunia.
Dalam laporan terakhirnya pada hari Selasa, IPC mengatakan 638.000 orang kini menghadap bencanai kelaparan dan 8,1 juta orang lainnya berada di ambang kelaparan.
Bantuan Kemanusiaan
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan kekhawatirannya, dengan menegaskan kembali seruannya kepada para pihak untuk memfasilitasi akses yang cepat, aman, tanpa hambatan, dan berkelanjutan sehingga bantuan kemanusiaan dan staf dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan.
IPC menemukan adanya kelaparan di tiga kamp di Darfur Utara--termasuk Zamzam, tempat kelaparan telah diumumkan pada bulan Agustus--dan di antara penduduk dan komunitas pengungsi di Pegunungan Nuba, di wilayah Kordofan selatan.
Antara Desember dan Mei, IPC mengatakan 24,6 juta orang yang mewakili sekitar setengah dari populasi Sudan diproyeksikan menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi.
"Hal ini menandai krisis pangan dan gizi yang belum pernah terjadi sebelumnya, semakin dalam dan meluas," kata laporan itu.
Menurut World Food Programme (WFP), beberapa daerah konflik intens, termasuk bagian dari Ibu Kota Khartoum dan negara bagian Al-Jazira di bagian tengah, "mungkin sudah mengalami kondisi kelaparan", tetapi kurangnya akses terhadap data telah mencegah dilakukannya klasifikasi resmi.
Dalam sambutannya pada hari Selasa, Guterres mendesak penghentian segera permusuhan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah krisis agar tidak meningkat lebih jauh pada tahun 2025.
IPC mengatakan dalam laporannya bahwa 17 wilayah tambahan di Sudan barat dan tengah berisiko kelaparan. Pada bulan Mei, kelaparan kemungkinan akan menyebar ke lima wilayah lagi di negara bagian Darfur Utara, yang telah menyaksikan beberapa pertempuran paling sengit dalam perang tersebut.
Kelompok bantuan Save the Children menyebut temuan laporan itu "mengerikan".Direktur kemanusiaan kelompok itu untuk Sudan, Mary Lupul, mengatakan krisis yang semakin dalam menunjukkan "kegagalan sistem global".
"Anak-anak adalah korban pertama kelaparan dan kini menghadapi kematian yang menyakitkan dan dapat dihindari akibat kekurangan gizi dan penyakit," kata Lupul.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Gerak Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Truk Tangki Sedot Banjir
Berita Terkini
- Duh, Rupiah Kembali Tertekan Jelang Akhir Pekan
- Pemkab Bekasi raih tiga penghargaan bidang pemberdayaan perempuan
- Kota Tua antisipasi 41 ribu pengunjung saat Tahun Baru 2025
- Kabar Gembira bagi yang Mau Jalan-jalan, Commuter Line Beroperasi 24 Jam di Malam Tahun Baru 2025
- Optimalkan Potensi Garam Indramayu demi Sokong Swasembada, Berikut Ini Strategi Pemerintah