Kota Depok Endemis DBD, Jumlah Kasus Capai 4.825 Orang
Balaikota Depok.
Foto: ANTARA/Feru LantaraDEPOK – Kota Depok termasuk wilayah endemis penyakit DBD, sehingga kasusnya selalu ada setiap tahunnya. Hingga akhir tahun 2024 tercatat jumlah kasus mencapai 4.825 orang.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati, pada Kamis, mengatakan kasus DBD yang terkonfirmasi Dinkes setempat mulai Januari hingga November 2024 mencapai 4.825 kasus.
“Kota Depok masih endemis DBD, Dinkes menerbitkan SE kewaspadaan DBD sejak Oktober 2024,” ujarnya.
Seperti dikutip dari Antara, rincian kasus DBD Kota Depok tahun 2024 ini, pada Januari sebanyak 202 kasus, Februari 328 kasus, Maret 730 kasus, April 628 kasus, Mei 802 kasus, Juni 641 kasus, Juli 536 kasus, Agustus 410 kasus, September 196 kasus, Oktober 187 kasus, dan November 2024, ada 165 kasus.
Dinas Kesehatan Kota Depok mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue, karena kondisi musim hujan yang membuat berkembangnya nyamuk Aedes Egypti.
Umi mengatakan saat ini sudah masuk musim hujan, semua warga Depok termasuk ASN harus mewaspadai penyakit tersebut. Adapun gejala yang timbul pada penyakit DBD, antara lain panas tinggi lebih dari 39 derajat Celsius, nyeri otot dan nyeri sendi, mual dan muntah, nyeri ulu hati, dan dapat disertai pendarahan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Periksa Berkala
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati, mengatakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pemberantasan sarang nyamuk, yakni dengan rutin melakukan 3M Plus (menguras, menutup penampungan air, mengubur/mendaur ulang, hingga menggunakan abate).
Lalu cara lainnya, Mary meminta masyarakat melaksanakan Geriji atau Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, di mana ada perwakilan anggota rumah yang memeriksa jentik nyamuk secara berkala satu pekan sekali.
“Ini untuk memastikan tidak ada jentik di dalam rumah maupun sekitar rumah, Geriji ini harus dilaksanakan di setiap rumah,” jelasnya, di Depok, beberapa waktu lalu.
Mary mengatakan selain itu masyarakat juga harus senantiasa menjaga pola hidup bersih dan sehat sebab virus DBD ini belum ada obat pembunuhnya, sehingga masyarakat diingatkan untuk mengutamakan pencegahan.
“Masyarakat dapat melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, mendaur ulang (3M) Plus,” ungkapnya.
“Jadi, jangan sampai terlambat, tetap waspada, dan rutin melaksanakan PSN dan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB),” tutupnya. ers/and
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Gerak Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Truk Tangki Sedot Banjir
Berita Terkini
- Optimalkan Potensi Garam Indramayu demi Sokong Swasembada, Berikut Ini Strategi Pemerintah
- Pemerintah Kurang Sensitif, Sudah Tahu Konsumsi Melemah, Tetapi PPN Tetap Naik
- Transaksi SPKLU Meningkat Signifikan di Beberapa Wilayah Ini
- Klasemen Liga Inggris: Liverpool Jauhi Kejaran Chelsea di Puncak Klasemen
- Asyik, KAI Perpanjang Waktu Layanan LRT Jabodebek saat Malam Pergantian Tahun