Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 27 Des 2024, 02:59 WIB

Pihak Berwenang Suriah Lancarkan Operasi di Basis Assad

Seorang pejuang pemberontak berada di bekas pangkalan militer yang porak-poranda di Damaskus pada Kamis (26/12). Pada Kamis, pemerintah baru Suriah melancarkan operasi di wilayah kekuasaan presiden terguling Bashar al-Assad untuk menangkap anggota milisi

Foto: AFP/Sameer Al-DOUMY

DAMASKUS - Pemerintah baru Suriah pada Kamis (26/12) melancarkan operasi di wilayah kekuasaan presiden terguling Bashar al-Assad dan pihak pemantau perang mengatakan bahwa tiga pria bersenjata yang berafiliasi dengan pemerintah sebelumnya tewas dalam operasi tersebut.

Assad melarikan diri dari Suriah setelah serangan yang dipimpin kaum Islamis merebut kota demi kota dari kendalinya hingga akhirnya Damaskus jatuh pada 8 Desember lalu dan mengakhiri kekuasaan klannya selama lima dekade dan perang saudara selama lebih dari 13 tahun.

Para pemimpin baru Suriah dari kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) saat ini menghadapi tugas monumental untuk menjaga negara multisektarian dan multietnis itu dari kehancuran lebih lanjut.

Walau berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah, kelompok HTS telah memoderasi retorikanya dan berjanji untuk memastikan perlindungan bagi kaum minoritas, termasuk komunitas Alawi yang memiliki kedekatan dengan klan Assad.

Dengan 500.000 orang tewas dalam perang dan lebih dari 100.000 orang hilang, otoritas baru juga telah menjanjikan keadilan bagi para korban pelanggaran di bawah penguasa yang digulingkan itu.

“Pasukan keamanan melancarkan operasi terhadap milisi pro-Assad di provinsi barat Tartus, dan berhasil ‘menetralisir’ sejumlah pria bersenjata,” lapor kantor berita SANA, Kamis.

Menurut pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), tiga pria bersenjata yang terkait dengan pemerintahan Assad tewas dalam operasi tersebut.

Peristiwa ini terjadi sehari setelah 14 personel keamanan otoritas baru dan tiga pria bersenjata tewas dalam bentrokan di provinsi yang sama ketika pasukan mencoba menangkap seorang perwira era Assad, menurut SOHR.

Pemantau yang berkantor pusat di Inggris mengatakan bahwa orang-orang yang tewas tersebut diantaranya adalah Mohammed Kanjo Hassan yang menjabat sebagai direktur departemen peradilan militer dan kepala pengadilan lapangan di kompleks penjara Saydnaya yang terkenal kejam.

Kompleks penjara Saydnaya, tempat terjadinya eksekusi di luar hukum, penyiksaan dan penghilangan paksa, merupakan lambang kekejaman yang dilakukan terhadap lawan-lawan Assad. Dikatakan oleh SOHR bahwa Hassan telah menjatuhkan hukuman mati dan penghakiman sewenang-wenang terhadap ribuan tahanan. Selama serangan yang menyebabkan tergulingnya Assad, pemberontak membuka paksa pintu-pintu penjara dan pusat penahanan di seluruh negeri, membebaskan ribuan orang.

Negara-negara adikuasa dan organisasi internasional telah menyerukan pembentukan mekanisme akuntabilitas yang mendesak terkait penahanan ribuan warga Suriah ini.

Balas Dendam

Sementara itu sebagian anggota masyarakat Alawi khawatir bahwa dengan Assad pergi, mereka mungkin berisiko menghadapi serangan dari kelompok yang haus balas dendam atau didorong oleh kebencian sektarian.

Pada Rabu, protes kemarahan meletus di beberapa daerah di seluruh Suriah, termasuk kampung halaman Assad di Qardaha, atas sebuah video yang menunjukkan serangan terhadap tempat suci Alawi yang beredar daring.

Pihak berwenang transisi yang ditunjuk oleh HTS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terhadap tempat suci tersebut bukanlah serangan baru-baru ini, dan serangan tersebut terjadi pada masa pembebasan Kota Aleppo di Suriah utara pada awal bulan ini.

Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok tak dikenal dan bahwa penayangan ulang video tersebut bertujuan untuk menimbulkan pertikaian di antara rakyat Suriah di masa yang amat rentan saat ini.

Menurutpakar Timur Tengah dari Universitas Lumiere Lyon 2 Prancis, Fabrice Balanche, kaum Alawi ini sangat dekat dengan rezim Bashar dan keterkaitan mereka dengan rezim tersebut berisiko memicu balas dendam kolektif terhadap mereka. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.