Zelenskyy: Korut Bisa Kirim 25 Ribu Tentara Tambahan
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy
Foto: AFP/Tetiana DZHAFAROVAKYIV – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Senin (3/2) menyatakan bahwa Korea Utara (Korut) bisa mengirimkan tambahan 20.000 hingga 25.000 tentara ke Russia. Pernyataan Presiden Zelenskyy itu disampaikan di tengah adanya laporan bahwa tentara Korut telah ditarik dari garis depan di wilayah yang disengketakan di Russia setelah mengalami banyak korban jiwa.
Sekitar 4.000 dari 12.000 tentara Korut yang dikirim ke wilayah Kursk, Russia, akhir tahun lalu untuk membantu Russia dalam perangnya melawan Ukraina telah terbunuh atau terluka, menurut Ukraina.
“Meskipun Russia mungkin akan mengerahkan 20.000 hingga 25.000 tentara Korut tambahan, mereka belum tiba di Kursk,” kata Zelenskyy yang mengutip informasi dari berbagai sumber.
Pada Januari lalu, militer Korea Selatan (Koorsel) mengatakan Korut mempercepat persiapan untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Russia di tengah meningkatnya jumlah korban, sementara Ukraina percaya bahwa dukungan tambahan dari Korut akan mencakup pasukan misil dan artileri.
Baik Russia maupun Korut tidak mengakui bahwa pasukan Korut membantu Russia dalam perangnya dan informasi tentang mereka tidak dapat diverifikasi. Namun para pejabat Ukraina, AS, dan Korsel telah melaporkan bahwa Korut telah menderita banyak korban saat bertempur melawan pasukan Ukraina yang menduduki Kursk pada Agustus lalu.
Zelenskyy mengatakan bahwa para komandan Korut memperlakukan pasukannya layaknya sebuah “paket” yang dapat dibuang, dan terkadang mengeksekusi pasukannya untuk mencegah mereka mundur. Dia menambahkan bahwa tentara Korut mendapat pelajaran dari perang ini karena mereka turut ambil bagian dalam operasi darat yang serius dan akan membawa pulang pengetahuan baru ini.
“Mereka benar-benar berlatih dalam kondisi pertempuran. Mereka mempelajari segalanya mulai dari cara kerja dengan drone, melawan drone, bersembunyi dari kawanan drone, memastikan penghancuran drone, dan cara menggunakan drone mereka sendiri,” ungkap Zelenskyy, seraya memperingatkan bahwa transfer pengetahuan semacam itu akan berbahaya bagi Amerika Serikat (AS) dan kawasan Indo-Pasifik.
Kerugian Besar
Zelenskyy juga menambahkan bahwa Korut telah mengalami kerugian besar dan tidak berpartisipasi dalam serangan baru-baru ini terhadap pasukan Ukraina di Kursk. Ukraina sebelumnya pun mengatakan bahwa pasukan Korut menarik diri dari garis depan untuk pelatihan ulang.
Badan keamanan utama Korsel mengatakan pada Selasa bahwa pasukan Korut di Kursk tidak menunjukkan tanda-tanda berpartisipasi dalam pertempuran sejak Januari, mengutip jumlah korban yang besar sebagai alasan yang mungkin.
Pekan lalu, juru bicara Pasukan Operasi Khusus Ukraina juga mengkonfirmasi bahwa pasukan Korut tidak terlihat di Kursk selama sekitar tiga pekan.
Sebuah lembaga pemikir yang berbasis di Washington DC yaitu Institute for the Study of War,melaporkan pada Januari lalu bahwa Korut dapat kehilangan semua pasukannya yang membantu Russia dalam waktu sekitar tiga bulan, jika mereka terus mengalami tingkat korban yang tinggi. RFA/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS