Pompanisasi dan Korporasi Jadi Solusi Swasembada PanganAFP
Kementerian Pertanian (Kementan)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) meyakini pompanisasi dan skema pengelolaan lahan pertanian yang semula dikelola keluarga menjadi korporasi, jadi solusi strategis guna mencapai swasembada pangan, serta menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di pasar pangan global.
"Kami terus mendorong transformasi sektor pertanian di Indonesia melalui pembangunan korporasi pertanian dengan pendekatan klaster dan pemanfaatan teknologi modern, serta pompanisasi, mengingat kedua hal tersebut bisa memacu produktivitas dan daya saing industri pangan domestik," kata Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (17/9).
Seperti dikutip dari Antara, Mentan mengatakan saat berkunjung ke pertanian Brantley Farming Co di Arkansas, Amerika Serikat (AS), rancangan pertanian korporasi dan pompanisasi yang dilakukan pihaknya sejalan dengan konsep pengelolaan lahan pertanian di Amerika Serikat.
Mentan menyampaikan ciri khas dari pertanian korporasi Brantley Farming Co di Arkansas salah satunya, yakni adanya investasi bersama dalam kelompok untuk mengintegrasikan teknologi pertanian presisi (precision agriculture), sehingga dapat mengoptimalkan proses tanam, irigasi, serta aplikasi pestisida dan pupuk.
Tekan Biaya Produksi
Selain itu, otomatisasi dalam penanaman, penyemprotan, serta panen telah mampu menekan kebutuhan tenaga kerja dan biaya produksi secara signifikan.
Lebih lanjut, Mentan mengatakan analisis berbasis big data digunakan untuk manajemen tanah, prediksi hasil panen, dan pemantauan efektivitas input produksi seperti varietas bibit padi unggul. Konsep ini juga mengadopsi integrasi vertikal, menggabungkan usaha budi daya dengan pengolahan dan pemasaran, termasuk ekspor.
Amran menyampaikan di Indonesia, Kementerian Pertanian telah mulai mengimplementasikan konsep korporasi dengan cara membangun lahan pertanian baru seluas tiga juta hektare melalui optimalisasi lahan suboptimal, termasuk lahan rawa di Merauke, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Sementara untuk pompanisasi yang tengah dijalankan oleh pihaknya turut selaras dengan konsep modernisasi di wilayah Amerika Serikat tersebut, serta telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam negeri di tengah El Nino.
Menurut dia, berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) yang diterbitkan BPS, proyeksi produksi beras pada bulan Agustus sebesar 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton. Hal tersebut jauh lebih besar dari produksi beras dalam lima tahun terakhir di bulan yang sama.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Eko S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Atasi Krisis Air Bersih di Bali, Koster Tawarkan Pipanisasi Sedangkan Muliawan Desalinasi
- 2 DPR Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus Peternak Sapi Perah
- 3 Jamsostek Bekasi Jalankan "Return to Work"
- 4 TNI AD Siapkan Prajurit Terbaik untuk Ikut Lomba Tembak AARM Filipina
- 5 Jenderal Bintang Empat Ini Tegaskan Akan Menindak Anggota yang Terlibat Judi Online
Berita Terkini
- 12 Desa di Indonesia Diakui UNESCO Berkompeten dalam Hadapi Tsunami
- Barcelona Telan Kekalahan 0-1 di Markas Real Sociedad
- Pameran Fotografi Destinasi Wisata Bromo/Tengger, Bali, dan Kawasan Candi Borobudur
- 75 tahun Persahabatan Indonesia dan Phippina
- Ini Klasemen dan Hasil Liga Jerman: Bayern Semakin Kokoh di Puncak