Pemimpin Toxic Bawa Pengaruh Buruk di Tempat Kerja, Bagaimana Menghadapinya?
Ilustrasi - Pemimpin yang bersifat toksik dapat timbul dari berbagai alasan.
Anak buah atau pekerja perlu menyadari jika dirinya berada di bawah kepemimpinan toxic, sehingga bisa menerapkan strategi untuk tetap produktif, menjaga kesehatan mental, dan mengambil keputusan terbaik untuk dirinya.
Fitri Hariana Oktaviani, Universitas Brawijaya
Umumnya ketika mendengar kata kepemimpinan (leadership), makna yang terbangun selalu positif dan konstruktif. Sebagai salah satu subjek yang sering dikaji oleh peneliti, istilah kepemimpinan memiliki lebih dari 800 definisi.
Namun, ketika disimpulkan, definisi-definisi ini mengerucut pada bagaimana seorang pemimpin memberikan pengaruh pada anak buah atau pengikutnya dan menginspirasi mereka menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Meski demikian, di balik citra positif tersebut, banyak yang tidak menyadari ada sisi gelap dalam kepemimpinan.
Para ilmuwan kritis dalam bidang organisasi dan kepemimpinan telah meneliti bagaimana kepemimpinan dapat dilakukan dengan proses yang tercela, memicu luka secara psikologis bahkan fisiologis pada anak buah yang dipimpinnya. Ini menimbulkan dampak berantai berupa lingkungan kerja yang toksik, bahkan kehancuran organisasi yang dipimpinnya.
Anak buah atau pekerja perlu menyadari jika dirinya berada di bawah kepemimpinan toksik, sehingga bisa menerapkan strategi untuk tetap produktif, menjaga kesehatan mental dan mengambil keputusan terbaik untuk dirinya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya