Pemimpin Toxic Bawa Pengaruh Buruk di Tempat Kerja, Bagaimana Menghadapinya?
Ilustrasi - Pemimpin yang bersifat toksik dapat timbul dari berbagai alasan.
Terakhir, kehadiran pemimpin toksik harusnya menjadi evaluasi bagi organisasi maupun masyarakat di mana kita berada.
Sudahkah kita memberikan evaluasi terhadap standar kepemimpinan yang baik, yang selama ini selalu identik dengan maskulinitas dan senioritas yang menjadi ladang subur bagi munculnya pemimpin toksik? Sudahkah organisasi memberikan peluang terhadap keberagaman dan inklusivitas yang berdampak pada diterimanya berbagai macam gaya kepemimpinan?
Secara keseluruhan, pemimpin toksik cenderung memanfaatkan posisi kepemimpinannya untuk menyembunyikan kelemahan dan keterbatasan kemampuan memimpinnya. Penting untuk tidak terjebak dalam manipulasi yang dilakukan oleh pemimpin toksik ini.
Mengingat kita menghabiskan sebagian besar waktu di tempat kerja, sangatlah krusial untuk tidak membiarkan hal negatif di lingkungan kerja memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan mental kita.
Fitri Hariana Oktaviani, Lecturer and Researcher in Gender, Organisation & Communication, Universitas Brawijaya
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya