Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemimpin Toxic Bawa Pengaruh Buruk di Tempat Kerja, Bagaimana Menghadapinya?

Foto : linkedin/shutterstock

Ilustrasi - Pemimpin yang bersifat toksik dapat timbul dari berbagai alasan.

A   A   A   Pengaturan Font

Misalnya saja, dalam konteks budaya birokrasi di Indonesia yang mendukung jurang kuasa antara atasan dan bawahan, pemimpin toksik dapat tumbuh dengan subur jika tidak ada yang berani mempertanyakannya.

Ciri-ciri pemimpin toksik

Para peneliti menyimpulkan ada kesamaan karakteristik pada kepemimpinan yang toksik. Mereka cenderung intimidatif, manipulatif (Machiavellianisme), kerap melakukan perundungan (bullying), menuntut pekerjaan dilakukan dengan caranya (micromanaging), arogan dan narsis, serta sering melakukan perbuatan yang tidak etis dan kasar (abusive) terhadap anak buah yang dipimpinnya.

Perlu digarisbawahi bahwa pemimpin yang toksik tidak sama dengan pemimpin yang tegas. Pemimpin toksik sering menggunakan kekuasaannya untuk memanipulasi, menyakiti, bahkan memutarbalikkan fakta demi kepentingannya sendiri. Ia juga memiliki kecenderungan bersifat otoriter dan menuntut kepatuhan anak buahnya secara mutlak.

Sebagai contoh, pemimpin toksik cenderung menuntut anak buahnya untuk mengikuti perintahnya tanpa memberikan ruang untuk bertanya atau menyanggah. Jika anak buah atau pengikutnya melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendaknya, pemimpin toksik tidak segan mempermalukan mereka di depan umum.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top