Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 08 Feb 2025, 02:40 WIB

PBB: Perangi Pemanasan Global demi Kepentingan Bangsa-bangsa

Kepala iklim PBB, Simon Stiell

Foto: AFP/EVARISTO SA

BRASILIA - Kepala iklim PBB, yang berusaha meningkatkan solidaritas dalam memerangi pemanasan global saat Amerika Serikat (AS) menarik diri dari peran kepemimpinannya, mengimbau kepentingan pribadi negara-negara dalam pidatonya pada Kamis (6/2).

Berbicara di sebuah universitas di ibu kota Brasil, Simon Stiell mengatakan pemanasan global amat sangat berbahaya, sementara kemajuan nyata telah dicapai sejak Perjanjian Paris yang bersejarah.

Stiell mengakui banyak negara akan melewatkan tenggat waktu 10 Februari untuk menyerahkan rencana iklim putaran berikutnya dan memberi mereka waktu hingga September untuk menyampaikan peta jalan emisi tingkat pertama.

Stiell berada di Brasilia karena Brasil akan menjadi tuan rumah konferensi iklim global berikutnya, COP30, pada November.

"Kita sudah menuju ke arah yang benar. Kita hanya perlu menerapkannya lebih intens dan lebih cepat," kata mantan menteri lingkungan hidup Grenada itu.

Segera setelah kembali ke Gedung Putih, Presiden Donald Trump, mengumumkan penarikan diri AS dari kesepakatan Paris untuk kedua kalinya.

"Suatu negara mungkin mundur selangkah, tetapi negara lain sudah siap menggantikan mereka untuk meraih peluang, dan meraup keuntungan besar: pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, lebih banyak lapangan kerja, lebih sedikit polusi dan biaya kesehatan yang jauh lebih rendah, energi yang lebih aman dan terjangkau," kata Stiell.

Ia pun mengatakan realitas ekonomi akan mendorong tindakan, dengan investasi iklim sekarang mencapai 2 triliun dollar AS.

Kepentingan pribadi, kata dia, di atas semua faktor lainnya, adalah alasan mengapa peralihan energi bersih kini tak terbendung karena skala peluang ekonomi yang sangat besar yang dihadirkannya.

Hanya segelintir negara yang sejauh ini telah menyerahkan rencana iklim mereka, termasuk Brasil dan Inggris, sementara penghasil emisi besar seperti Tiongkok dan Uni Eropa diperkirakan akan menyusul di akhir tahun.

Seorang pejabat PBB mengatakan bahwa lebih dari 170 negara telah mengindikasikan bahwa mereka sedang mengerjakan tujuan emisi baru mereka dan berencana untuk menyerahkannya tahun ini, sebagian besar sebelum COP30.

Ketika kesepakatan Paris ditandatangani sepuluh tahun lalu, dunia sedang menuju pemanasan 5 derajat Celsius di atas tingkat praindustri.

"Itu adalah ‘hukuman mati’ bagi umat manusia sebagaimana yang kita ketahui," kata Stiell, yang mencatat bahwa lintasan 3 Celsius saat ini masih bersifat bencana.

Batas aman berdasarkan kesepakatan Paris sendiri adalah 1,5 Celsius, tetapi para ilmuwan mengatakan angka tersebut sudah tidak dapat dicapai lagi.

Tahun lalu merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dan suhu rata-rata gabungan tahun 2023 dan 2024 melampaui ambang batas 1,5 Celsius untuk pertama kalinya. Sedangkan pada Kamis, pemantau iklim Eropa mengatakan bulan lalu merupakan bulan Januari terpanas yang pernah tercatat.

Tutupi Kesenjangan

Pertemuan COP29 yang kontroversial tahun lalu di Baku berakhir dengan kesepakatan negara-negara kaya untuk menyediakan setidaknya 300 miliar dollar AS setiap tahunnya pada tahun 2035 untuk membantu negara-negara miskin memajukan transisi hijau dan membangun ketahanan. Kebutuhan sebenarnya diperkirakan mencapai 1,3 triliun dollar AS di negara-negara berkembang yang banyak diantaranya menghadapi utang yang sangat besar.

Stiell mengatakan fokusnya tahun ini adalah mencari sumber uang lain untuk menutupi kesenjangan tersebut. Ia pun menekankan bahwa pendanaan tersebut bukanlah amal, tetapi cara untuk mengekang inflasi yang disebabkan oleh bencana iklim.

"Ambil saja contoh kenaikan harga pangan, yang semuanya merupakan dampak kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan akibat perubahan iklim," kata dia. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.