Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Blora

Oro-oro Kesongo, Fenomena Gunung Lumpur di Zona Perbukitan Kapur

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Dampaknya tanah di sekitar gunung menjadi amblasan yang menghasilkan pada rumput yang luas di sekitarnya. Sedangkan zona genangan lumpurnya saja mencapai 104 hektare dengan kawah seluas 3,29 hektare.

Berbeda dari Bledug Kuwu yang selalu melepaskan gas terus-menerus, kawah Kesongo melepaskan gas dalam bentuk erupsi lumpur cair yang terjadi secara mendadak dan tidak dapat diprediksi. Namun demikian kadang erupsinya bisa cukup besar dengan tinggi mencapai 20 meter lebih.

Letupan terbesar Bledug Kuwu yang dinamai Joko Tuwo sesuai mitos misalnya meletup secara periodik sekira 15 detik sekali dengan bunyi bledug seperti namanya kini. Lemparan lumpur sekira 5-10 meter ke udara dan jatuh ke tanah sekitar 10 meter.

Letupan terkecil disebut Roro Denok di Bledug Kuwu, bunyinya lebih lemah. Kapasitas lemparan ke udara hanya 1-2 meter ke udara. Letusan kecil mencapai 10 kali lebih per menit, sedangkan letusan Joko Tuwo 4-5 kali per menit.

Jarak letusan Oro-oro Kesongo, antara satu erupsi dengan yang lain dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Pada Oktober 2020, letupannya berupa semburan lumpur cair setinggi 20 meter lebih secara terus-menerus selama setengah jam. Semburan ini disertai dengan pelepasan gas beracun dan lumpurnya menimbun 17 ekor kerbau yang tengah digembalakan di lapangan tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top