Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Nasib Citayam Fashion Week: Dari Inspirasi Harajuku, Masalah HaKI Hingga Peluang Jadi Jaminan Utang

Foto : Istimewa

Ajang Citayam Fashion Week.

A   A   A   Pengaturan Font

Peserta lain, Irfan menuturkan langkah itu justru akan mengkotak-kotakan dan membatasi keterlibatan anak muda yang tadinya bebas mengikuti ajang tersebut. Menurutnya akan banyak anak muda yang merasa sungkan untuk bergabung dengan komunitas yang telah terbentuk.

"CFW memang bukan punya satu lembaga, karena kalau untuk kaya gitu di satu kepemilikan itu tidak akan seperti sekarang, karena membatasi. Kaya saya ini kan baru pertama ya dan kalau sudah membentuk organisasi, saya jadi enggan karena sudah punya orang dan mereka pasti membatasi siapa yang akan melihat. Kalau sekarang kan siapa aja bisa lihat," ujar Irfan yang baru pertama kali menikmati keseruan Citayam Fashion Week.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bahkan ikut angkat suara terkait pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI. Sosok yang akrab disapa Kang Emil menilai tak semua hal perlu dikomersialkan. Menurutnya ajang Citayam Fashion Week merupakan gerakan organik akar rumput yang tumbuhnya harus natural. Ia berpendapat komersialisasi ajang itu hanya akan membuatnya mati muda. "Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu-individu di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur. Jika pun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya," ujarnya.

Selain itu, para pengamat juga menilai pendaftaran Citayam Fashion Week ke HAKI cenderung berbahaya. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Plt Dirjen KI) Kemenkumham, Razilu menjelaskan HAKI akan memberikan pemiliknya manfaat ekonomis sehingga ketika karya yang dimaksud digunakan untuk tujuan tertentu terutama yang bersifat komersial oleh pihak lain, pihak tersebut harus membayar sejumlah royalti berdasarkan ketentuan tertentu kepada orang yang tercatat memiliki hak cipta atas karya yang dimaksud. Besaran yang harus dibayar pengguna merek nantinya pun akan ditetapkan langsung oleh pemilik merek atau tidak ada ketetapan nilai pasti. Artinya, bukan tidak mungkin ajang Citayam Fashion Week nantinya akan semakin dibatasi dan tidak lagi bisa digelar secara leluasa.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top