Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mahasiswa IPB Kembangkan Maggot untuk Pakan Ternak di Balangan

Foto : ANTARA/Herlina Lasmianti

Perwakilan PT Balangan Coal Muhammad Luthfi (kiri) bersama tenaga ahli dari Biomagg Raflie Yushan R serta warga Desa Murung Ilung mencoba mesin pellet bantuan dari program CSR PT Balangan Coal di Balangan, Kalimantan Selatan, Senin (27/11).

A   A   A   Pengaturan Font

BALANGAN - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat bersama PT Balangan Coal mengembangkan budidaya maggot atau ulat untuk pakan ternak ayam di Desa Murung Ilung Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Mahasiswa IPB Rizky di Balangan, Senin, mengatakan budidaya tersebut berbahan campuran untuk pembuatan pelet pakan ayam.

Rizky menyebutkan bahan dasar terdiri dari limbah penggilingan gandum, dedak, tepung maggot hingga mineral.

"Perbandingannya empat kilogram dedak, empat kilogram pollard dan tujuh kilogram tepung maggot ditambah mineral lainnya menghasilkan sekitar 15 kilogram pellet," kata Rizky.

Bahan campuran tersebut, diungkapkan Rizky, disatukan dan diaduk di dalam wadah atau baskom, selanjutnya adonan itu dimasukkan ke mesin pencetakan.

Mahasiswa IPB lainnya Duta Dhyas Utama mengungkapkan program bernama "One Village One CEO" (OVOC) tersebut melibatkan PT Adaro Energy Indonesia melalui PT Balangan Coal yang memiliki program pemberdayaan masyarakat "Adaro Bina Insan Sejahtera.

IPB melibatkan tenaga ahli dari PT Biomagg Sinergi Internasional Depok Jawa Barat Raflie Yushan R untuk memberikan keterampilan pengembangan budidaya maggot hingga menjadi pelet atau pakan ternak yang dapat dimanfaatkan peternak setempat.

Raflie menjelaskan budidaya maggot harus didukung ketersediaan sampah dengan membentuk mitra sumber sampah.

"Maggot menjadi salah satu pakan alternatif untuk unggas maupun ikan dan budidayanya harus didukung ketersediaan sampah organik," ucap Raflie.

Ia bersama tim mahasiswa IPB pun membantu mencari mitra sumber sampah untuk pasokan sampah organik mulai dari rumah sakit dan rumah makan di Kabupaten Balangan.

Karena produksi sampah organik dari warga belum mencukupi bagi budidaya maggot dan pasokan sampah organik yang dibutuhkan mencapai 150 kilogram per hari.

Salah satu peternak ayam Ahmad Fadilah menuturkan tertarik membudidayakan maggot sebagai pakan alternatif unggas.

"Pelatihan yang dilakukan tim IPB menjadi tambahan wawasan saya untuk mencoba budidaya maggot dengan memanfaatkan sampah organik," ungkap Fadillah.

Saat ini, Fadillah menyebutkan harga pakan ayam semakin meningkat jadi perlu pakan alternatif untuk menekan pengeluaran.

Ia pun mencoba mengajak warga sekitar untuk memilah sampah organik agar bisa dimanfaatkan membudidaya maggot .

Perwakilan PT Balangan Coal Muhammad Lutfi menyebutkan perusahaan menyalurkan program tanggung jawab sosial lingkungan guna mendukung program pengembangan budidaya maggot di Desa Murung Ilung berupa bantuan mesin penggiling sampah dan mesin pembuatan pellet.

"Budidaya maggot di Desa Murung Ilung yang menjadi binaan Balangan Coal menjadi satu upaya pemanfaatan sampah organik," tutur Lutfi.

Ia pun berharap unit usaha ini bisa mengembangkan ekonomi desa dengan adanya pendampingan dari tim IPB. Ant


Redaktur : -
Penulis : Antara, Opik

Komentar

Komentar
()

Top