Lonjakan Pemilih Baru Akan Jadi Penentu di Negara Bagian Kunci
Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump dan Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Foto: ANGELA WEISS and LOREN ELLIOTT/AFPANKARA - Menurut laporan media, pada Jumat (1/11), partisipasi pemilih baru melonjak dalam pemungutan suara awal untuk pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024, dengan tren di antara wanita Demokrat di Pennsylvania dan pria Republik di Arizona menunjukkan para pemilih baru ini dapat memainkan peran penting di negara-negara bagian kunci.
Dengan hampir 60 juta surat suara telah dikumpulkan, data pemungutan suara awal memberikan gambaran tentang dinamika persaingan dalam pemilihan presiden tahun ini. Seperti dikutip dari Antara, analisis dari NBC News Decision Desk menunjukkan adanya peningkatan signifikan pemilih baru, mereka yang tidak berpartisipasi dalam pemilu 2020, yang hadir dalam jumlah besar di negara-negara bagian yang krusial. Dampak pemilih baru sangat terasa di Pennsylvania, di mana lebih dari 100.000 surat suara telah terkumpul.
Jumlah ini melampaui margin kemenangan Biden atas Trump pada 2020 di negara bagian tersebut, menyoroti pengaruh potensial dari para pemilih baru ini. Yang paling mencolok, wanita Demokrat memimpin jumlah pemilih baru di Pennsylvania, hampir dua kali lipat jumlah wanita pemilih baru Republik. Kehadiran yang kuat ini dapat mengubah keseimbangan di negara bagian yang dianggap penting bagi kedua tim kampanye.
Partisipasi Kuat
Di Arizona, pola ini berbalik. Pemilih pria Republik mendominasi pemungutan suara awal, menunjukkan partisipasi kuat dari Partai Republik di negara bagian ini. Selain itu, wanita baru Republik sedikit lebih banyak dibandingkan wanita baru Demokrat, yang mengindikasikan keunggulan awal bagi Partai Republik. Margin kemenangan di Arizona pada 2020 cukup tipis, hanya sekitar 10.000 suara, yang berarti peningkatan jumlah pemilih baru yang condong ke Republik ini dapat berdampak signifikan.
Menambah kompleksitas, sebagian besar pemilih baru di Pennsylvania dan Arizona memilih untuk tidak berafiliasi dengan partai mana pun. Para pemilih independen ini dapat memperkuat atau merusak keunggulan partai dalam pemungutan suara awal, sehingga preferensi mereka menjadi faktor penentu yang tidak pasti dalam persaingan ini. Di negara-negara bagian kunci lainnya seperti Michigan dan Wisconsin, tren yang berbeda mulai terlihat.
- Baca Juga: Pemimpin Junta akan Kunjungi Tiongkok
- Baca Juga: Negara Bagian Washington Aktifkan Garda Nasional
Meskipun negara-negara bagian ini tidak mencatat afiliasi partai, perkiraan awal menunjukkan wanita baru Demokrat mungkin lebih banyak dibandingkan wanita baru Republik, sementara pria baru Republik melebihi jumlah pria Demokrat. Namun, tanpa data pasti mengenai afiliasi partai, proyeksi ini masih belum dapat dipastikan, sehingga hasil akhir masih dapat beragam. North Carolina dan Nevada menampilkan skenario yang berbeda, dengan pemilih independen menjadi kelompok terbesar di antara pemilih baru.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 4 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
- 5 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
Berita Terkini
- Pangkoarmada II Kunjungan Kerja ke Pulau Miangas yang Berbatasan dengan Filipina
- Koloni Rayap Tertua di Dunia ini Menyimpan Rahasia Masa Depan
- Tiga Kurir Sabu di Sukabumi Ditangkap
- Semoga Tidak Akibatkan Bencana, Pemprov Pantau Fenomena Tanah Bergerak di Mamuju Tengah
- Wapres Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Palangka Raya