KSP Sebut Pengendalian Inflasi Jadi Capaian Terbesar Pemerintahan Jokowi
Tangkapan layar - Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono dalam acara "Seminar Nasional: Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi" di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Foto: ANTARA/M. Baqir Idrus AlatasJakarta - Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengatakan bahwa salah satu capaian terbesar satu dekade Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pengendalian inflasi.
Rata-rata inflasi selama 10 tahun terakhir sebesar 3,79 persen per tahun (excludeperiode pandemi 2020-2021, yang berarti termasuk kategori cukup baik.
"Menurut kami, Pak Jokowi mungkin Presiden yang paling besar perhatiannya terhadap inflasi," ujarnya dalam acara "Seminar Nasional: Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi", di Jakarta, Kamis.
Dia menceritakan bahwa setiap pekan pada hari Senin selalu ada rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Ada pihak yang sempat memberikan masukan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) agar rakor tersebut diadakan dua atau tiga pekan sekali, karena dianggap terlalu sering jika dilakukan seminggu sekali.
Setelah itu, Mendagri menyampaikan usulan itu kepada Presiden. Namun, Kepala Negara menolak usulan tersebut karena pergerakan harga yang dinamis dinilai memerlukan pemantauan sesering mungkin, sehingga rakor tetap diadakan setiap pekan sekali.
"Ini secara langsung atau tidak langsung menunjukkan perhatian Presiden terhadap inflasi ini. Hasilnya nyata, salah satunya adalah kita bisa bandingkan dengan negara-negara lain. Tentu saja ada yang di bawah kita inflasinya, tapi banyak negara, di mana inflasi ini menjadi salah satu masalah besar dan kita punya capaian yang bagus di bidang itu," ujarEdy.
Perbandingan rata-rata inflasi pada periode 2014-2023 dengan negara-negara lain, antara lain Brasil 6,1 persen, Afrika Selatan 5,48 persen, India 4,7 persen, Meksiko 4,7 persen, Indonesia 3,83 persen (termasuk periode pandemi), Vietnam 2,96 persen, Malaysia 2,33 persen, China 1,77 persen, dan Thailand 1,37 persen.
"Dulu ketika di awal-awal, ketika inflasi kita mulai rendah, kita berpikir ini gejala sementara atau kita memang sudah masuk ke dalam rezim inflasi rendah. Ternyata, data menunjukkan bahwa kita kelihatannya sudah masuk kepada rezim inflasi yang rendah. Sekarang, inflasi 3 persen itu dianggap sudah cukup tinggi," kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2024 sebesar 1,84 persen.
"Terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,02 pada September 2023 menjadi 105,93 pada September 2024," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, di Jakarta, Selasa (1/10).
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Dorong Sistem Pembayaran Inklusif, BI Hadirkan Tiga Layanan Baru BI-Fast mulai 21 Desember 2024
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
Berita Terkini
- Tunggu Perintah, Bulog Akui Siap Distribusikan MinyaKita
- JATMAN PBNU Berkomitmen Sukseskan Program Makan Bergizi untuk Anak dan Santri
- Menteri PANRB: Hari Ibu Kenang Perjuangan Perempuan Wujudkan Kemerdekaan
- Peringati Hari Ibu, OJK Tekanankan Pentingnya Edukasi Pengelolaan Keuangan Keluarga
- Lewat Kegiatan Pemasaran, Kemenpar Bukukan Potensi Nilai Devisa Rp25,4 Triliun