Kisah Haru, Pengrajin Kulit yang Turun Omzet Hingga 60 Persen
Foto: istimewaBanyaknya perusahaan UMKM yang terpuruk dampak pandemi corona tersebut dikarenakan basis permodalan untuk UMKM ini kecil termasuk terbatasnya akses pemasaran.
Berbeda dengan perusahan besar yang modal besar dan memlikinjaringan lebih luas lagi dari aspek pemasarannya.
Hal ini berdampak pada penjualan aksesoris berbahan kulit Sapi dan Domba di Centra Industri Kulit Sukaregang Garut mengalami penurunan hingga 60 persen dimasa pandemi Covid 19 ini.
"Penjualan produk kerajinan kulit ini sangat merosot tajam jika dibandingkan dengan saat normal, selama pandemi covid ini penjualan menurun hingga 60 persen," ujar pemilik salah satu Galeri Centra Industri kulit Sukaregang Garut,Gunawan.
Pemilik galeri yang mendapat binaan dari salah satu BUMN tersebut mengemukakan agar tetap survive pihaknya mendapat dukungan dan motivasi baik dari BUMN maupun dari pemerintah.
Seperti halnya aspek pemasaran semua para pelaku usaha kulit yang tergolong dalam UMKM dan binaan BUMN disarankan untuk menjual melalui online dan hal itu diakui gunawan cukup membantu.
"Kami kerap mendapatkan pelatihan agar usaha kami.tetap bertahan salah satunya memafaatkan tehnokogi digitalisasi online atau daring dengan cara itu sedikitnya cukup membantu dalam aspek pemasaran produk kami," jelasnya.
"Dengan modal tidak terlalu besar dan terbatasnya akses pemasaran menjadi salah satu faktor banyak terpuruknya perusahaan UMKM khususnya disektor industri kulit ini,"paparnya.
Meski perusahaannya dalam kondisi tidak stabil namun pihaknya berupaya untuk tidak mengurangi atau merumahkan karyawannnya.