KIP Kuliah Akan Ganti Nama
Foto: Koran Jakarta/M. Ma'rufBeasiswa Kartu Indonesia Pintar akan berganti nama, meskipun pergantian nama itu tidak mengubah semangat dan tujuan program.
JAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Brodjonegoro, mengungkapkan program beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah akan berganti nama. Rencana tersebut muncul karena program KIP Kuliah merupakan program pemerintah sebelumnya.
Foto tangkapan layar Muhamad Marup
“Dan dalam waktu dekat kami akan memberikan nama yang baru dari program ini karena disesuaikan dengan kabinet yang sedang berjalan Kabinet Merah Putih,” ujar Satryo, dalam Pembukaan Pendaftaran KIP Kuliah 2025 secara daring, Selasa (4/2).
Dia menjelaskan, program tersebut kerap berganti nama di setiap pergantian pemerintahan yang mana sebelum KIP Kuliah di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, program tersebut memiliki nama Bidik Misi saat masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurutnya, pergantian nama tidak akan mengubah semangat dan tujuan program.
“Tentu dengan semangat yang sama, yaitu memberikan beasiswa untuk Indonesia, orang Indonesia yang memang potensi pintar untuk dapat berkuliah di perguruan tinggi di Indonesia,” jelasnya.
Sebagai informasi, pendaftaran KIP Kuliah 2025 dapat dilakukan oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau bentuk lain yang sederajat yang lulus tahun 2025, 2024 dan 2023. Untuk menerima KIP Kuliah, lulusan SMA sederajat harus telah lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui semua jalur masuk Perguruan Tinggi baik melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), maupun Seleksi Mandiri Perguruan Tinggi pada Program Studi yang terakreditasi secara resmi dan tercatat pada sistem akreditasi nasional perguruan tinggi.
Peningkatan APK
Satryo juga menyinggung peningkatan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tingi harus hati-hati. Menurutnya, peningkatan APK tanpa dibarengi mutu dan kualitas malah dapat menciptakan pengangguran.
Dia menilai, APK saat ini yang sebesar 33 persen masih rendah. Dia meminta perguruan tinggi selain meningkatkan APK juga meningkatkan kualitas pembelajarannya. “Kalau hanya menaikkan APK tanpa dibalangi mutu yang memadai, maka kita khawatir akan menciptakan pengangguran,” katanya.
Satryo menyebut, pihaknya berkomitmen mendukung anak-anak pintar dari keluarga kurang mampu secara ekonomi agar dapat masuk dan menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi. Menurutnya, semua anak Indonesia punya potensi untuk menjadi pintar sehingga butuh diberi kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang memadai.
“Jadi yang kita akan mendukung adalah Indonesia yang punya potensi pintar. Yang berasal dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, pun dapat masuk dan menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi,” terangnya.
Dia berharap, mahasiswa penerima KIP Kuliah dapat terlibat dalam penelitian, inovasi, dan pembangunan yang memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian, penerima manfaat selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka dan juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan masyarakat.
“Saya berharap program ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk generasi muda di Indonesia, serta menjadi bagian lakang nyata dalam menciptakan kegunaan manusia unggul, kompetitif dan berkarakter,” tuturnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Meminta TNI dan Polri Hindarkan Indonesia jadi Negara yang Gagal
- 2 Rilis Poster Baru, Film Horor Pabrik Gula Akan Tayang Lebaran 2025
- 3 Tayang 6 Februari 2025, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Nyata yang Sempat Viral
- 4 Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Sebut JETP Program Gagal
- 5 Meksiko, Kanada, dan Tiongkok Siapkan Tindakan Balasan ke AS