Ketidakakuratan Data Jadi Masalah Utama
Petugas mendokumentasikan distribusi BST di Pecinan Glodok, Jakarta, Minggu (25/7).
Bansos dari pemerintah sangat penting untuk mendukung keberlangsungan hidup masyarakat kurang mampu. Apalagi dengan pandemi Covid-19 yang tidak hanya menimbulkan krisis kesehatan, tapi juga krisis ekonomi.
Di Indonesia sendiri, proses penyaluran bansos masih belum optimal. Bahkan, pada masa pandemi Covid-19, ada pihak-pihak yang memanfaatkan dana bansos untuk kepentingan pribadi.
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahardiansyah, mengatakan penyaluran bansos pada tahun kedua pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum optimal. Data yang belum akurat masih menjadi masalah yang belum terselesaikan.
"Penyaluran bansos ini belum banyak perubahan terutama soal akurasi data. Datanya masih amburadul," ujar kepada Koran Jakarta, Jumat (3/9). Dia menambahkan, akurasi data sangat penting apalagi ketika pandemi banyak masyarakat yang terdampak.
Trubus menyebut perlu ada pijakan data yang bisa menaungi masyarakat-masyarakat yang membutuhkan dana bansos. Menurutnya, Nomor Induk Kependudukan (NIK) atau E-KTP sebagai dasar data bansos belum cukup sebab banyak masyarakat tidak mampu yang masih belum memilikinya. "Kalau datanya dari NIK, banyak yang masih tidak punya NIK. EKTP juga banyak orang tidak punya. Pemerintah juga tahu itu," jelasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya