Kemenkominfo Gunakan 'SMS Blast' Jadi Sarana Informasi Erupsi Gunung Ruang
Warga menunggu kedatangan KRI Kakap-811 untuk mengungsi di Pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Kamis (2/5). Proses evakuasi warga yang terdampak erupsi Gunung Ruang terus dilakukan dengan melibatkan sejumlah armada kapal dari berbagai instansi dan jumlah warga yang diungsikan dari Pulau Tagulandang mencapai 3.792 orang.
Foto: ANTARA FOTO/Andri SaputraJAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggunakan layanan SMS Blast bekerja sama dengan para operator seluler sebagai sarana informasi kebencanaan kepada masyarakat di sekitar yang terdampak Erupsi Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut).
Direktur Jenderal Pengendalian Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo, Wayan Toni Supriyanto, mengatakan sumber informasi yang digunakan Kementerian Kominfo dalam SMS Blast itu mengacu pada hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Informasi kebencanaan khusus terkait dengan Gunung Ruang berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM. Kementerian Kominfo sudah bekerja sama dengan PVMBG dan Kominfo akan mengirimkan SMS blast ke daerah terdampak di daerah Gunung Ruang berdasarkan info dari PVMBG," kata Wayan kepada Antara, Jumat (3/5) lalu.
SMS Blast itu menjadi salah satu bentuk early warning system kepada masyarakat yang memiliki gawai apabila terjadi perubahan status kebencanaan di kawasannya tinggal. Harapannya melalui SMS Blast itu masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang bisa mendapatkan informasi terbaru dan dapat menyiapkan diri menyesuaikan perubahan situasi dan kondisi yang berlangsung.
Selain memberikan informasi kepada masyarakat yang terdampak, Kementerian Kominfo juga secara intensif melakukan pemantauan untuk memastikan infrastruktur telekomunikasi di area terimbas erupsi Gunung Ruang guna menjaga komunikasi bisa tetap berlangsung.
"Kementerian Kominfo memiliki Pusat Monitoring Telekomunikasi yang beroperasi selama 24 jam non-stop untuk memantau layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di area terdampak erupsi," kata Wayan.
Sejak terjadinya erupsi Gunung Ruang pada Selasa (30/4), Kementerian Kominfo mencatat awalnya ada tujuh infrastruktur telekomunikasi berupa base transceiver station (BTS) yang mengalami kendala operasional.
BTS-BTS yang terdampak operasionalnya tersebut, terletak di Pulau Tagulandang dekat dengan lokasi letusan Gunung Ruang. Koordinasi langsung dilakukan dengan operator seluler untuk menindaklanjuti masalah tersebut.
"Saat ini, tersisa dua BTS yang masih dalam keadaan down yang berlokasi di Desa Barangka Pehe dan Desa Balehumara, Kecamatan Tagulandang, yang mencakup 10,5 persen dari total BTS di kecamatan tersebut," kata Wayan.
Adapun sisa BTS yang terdampak dan belum dapat diperbaiki tersebut berada di lokasi rawan sehingga penanganannya masih diupayakan.
Meski begitu, saat ini operator seluler memprioritaskan penguatan ketersediaan layanan telekomunikasi di daerah pengungsian untuk memudahkan akses komunikasi dengan pihak luar. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
- 2 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 3 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 4 Petembak Bekasi Lolos Seleksi Olimpiade Remaja 2026
- 5 Kemendes Petakan Potensi Desa untuk Pasok Pangan Makan Bergizi Gratis
Berita Terkini
- Para Pemimpin yang Berkontribusi pada Transformasi Digital Diumumkan
- Bosch Luncurkan Produk Perataan Garis dengan Visibilitas Lebih Tinggi
- Turunkan Backlog Perumahan Melalui Penggunaan Beton Modular Pracetak
- Sponsori Turnamen Golf Internasional, Brand Air Minum Lokal Ini Terus Perluas Pasar
- Produsen Jepang Gunakan Teknologi Canggih untuk Jenis Ban Baru