Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kekerasan Verbal di Ruang Digital, Bagaimana Mencegahnya?

Foto : The Conversation/Shutterstock/Linaimages

Kekerasan verbal tak mengenal waktu dan tempat.

A   A   A   Pengaturan Font

Mengatasi kekerasan verbal online membutuhkan pendekatan multidimensi yang melibatkan berbagai pihak, dari individu hingga pembuat kebijakan.

Di tingkat individu, edukasi tentang etika berinternet dan kesadaran akan dampak kata-kata kita di dunia maya sangat penting. Sekolah dan tempat kerja perlu menerapkan program literasi digital yang tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tapi juga aspek etika dan empati dalam berkomunikasi online, misalnya dengan memanfaatkan game edukasi.

Penyedia platform digital juga memiliki peran krusial. Mereka perlu mengembangkan dan menerapkan kebijakan moderasi konten yang lebih ketat. Mereka juga sepatutnya menyediakan alat pelaporan yang mudah diakses dan efektif bagi pengguna yang mengalami kekerasan verbal.

Dari sisi hukum, Indonesia memang sudah memiliki Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik (UU ITE), tapi implementasinya masih lemah, terutama dalam kasus kekerasan verbal online. Definisi kekerasan verbal online yang kurang jelas membuat perundungan digital diasosiasikan dengan delik pencemaran nama baik. Selain itu, proses pelaporan yang rumit sering membuat korban enggan mencari bantuan hukum.

Ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan revisi UU yang lebih spesifik mengenai kekerasan verbal online serta pelatihan bagi aparat penegak hukum tentang penanganan kasus-kasus ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top