Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Psikolog: Orangtua Berperan Penting dalam Edukasi Pencegahan Bullying Anak

Foto : ANTARA/Harviyan Perdana Putra

Seorang siswa menempelkan telapak tangan pada papan deklarasi anti-perundungan di SDN Proyonanggan 03, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (23/7/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dosen psikologi dari Universitas Negeri Jakarta Dewinta Ariani mengemukakan bahwa orang tua berperan penting dalam upaya edukasi pencegahan perundungan pada anak, termasuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan konsekuensi tindakan merundung kepada anak.

"Ini bisa dilakukan dengan cara memberikan edukasi tentang nilai-nilai kebaikan, saling menghargai orang lain, dan konsekuensi dari perilaku bullying (perundungan)," kata Dewinta ketika diwawancarai melalui layanan pesan pada Senin (19/8).

"Orang tua juga bisa memberikan contoh nyata dari keberanian dalam menolak tindakan yang salah serta memberikan dukungan jika anak menghadapi situasi sulit," kata psikolog klinis anak lulusan Universitas Padjadjaran itu.

Dewintamengatakan bahwa orang tuabisa mencontohkan cara yang baik untuk menghadapi dan melaporkan tindakan perundungan tanpa merasa takut.

Menurut dia, melatih anak berbicara dan menyampaikan informasi secara jelas penting pula untuk memudahkan anak meminta bantuan kepada orang dewasa saat melihat atau menghadapi perundungan.

Selain itu, ia mengatakan, orang tua perlu memberikan dukungan kepada anak secara emosional agar anak merasa aman dan bisa menolak tindakan yang salah dengan keyakinan.

Dewinta mengatakan bahwa para guru dapat memperkuat empati anak dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang memerlukan kerja sama dan dialog serta mengajarkan anak menghargai perbedaan di sekolah.

"Orang tua dan guru harus bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional anak, sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang empatik dan menghargai orang lain," katanya.

"Melalui pembiasaan dan dialog, anak-anak dapat belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain dan menghindari perilaku bullying," ia menambahkan.

Ia mengatakan bahwa sekolah bisa menambahkan program pendidikan karakter yang fokus pada pengembangan empati, toleransi, dan kerja sama antar-siswa.

Menurut dia, program pendidikan karakter semacam ini dapat dipadukan dengan kegiatan pembelajaran,ekstrakurikuler, dan proyek sosial yang melibatkan siswa.

Selain itu, ia melanjutkan, pelatihan manajemen emosi, cara komunikasi yang baik, dan penyelesaian konflik dapat dilakukan untuk mencegah perundungan di lingkungan sekolah.

"Program anti-bullying yang jelas dan tegas juga perlu diimplementasikan, dengan pelatihan untuk guru dan siswa tentang cara mengenali dan menangani bullying," katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top