Karena Alasan Gangguan, NASA Tunda Pendaratan Berawak di Bulan
Administrator NASA, Bill Nelson
Foto: AFP/AMID FARAHIWASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) menunda rencana kembalinya pendaratan berawak ke Bulan dari tahun 2026 menjadi pertengahan tahun 2027, dengan alasan adanya gangguan pada pelindung panas dan masalah lain di kapsul berawak Orion, kata pejabat NASA pada Kamis (5/12).
Pengumuman itu muncul saat Presiden terpilih Donald Trump bersiap untuk menjabat pada bulan Januari dan dapat secara signifikan membentuk kembali arah badan antariksa AS.
Artemis, yang dinamai berdasarkan saudara kembar Apollo dalam mitologi Yunani, diluncurkan pada tahun 2017 sebagai program ambisius NASA untuk membangun kehadiran jangka panjang di Bulan dan menerapkan pelajaran tersebut pada misi Mars di masa mendatang.
Misi pertamanya, Artemis 1, adalah uji terbang tanpa awak ke Bulan dan kembali pada tahun 2022 setelah beberapa kali penundaan.
Namun, tim yang meninjau data tersebut kemudian mengetahui bahwa pelindung panas Orion terkikis dengan cara yang tidak terduga, dan ada juga masalah dengan sistem kelistrikan dan pendukung kehidupan.
"Kami mampu menciptakan kembali masalah tersebut di Bumi dan kini kami mengetahui akar permasalahannya, dan hal ini memungkinkan kami merancang jalan ke depan," tutur Administrator NASA, Bill Nelson, kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers.
Masalah tersebut telah mendorong mundur seluruh alur waktu Artemis. Artemis 2, penerbangan lintas Bulan berawak, telah ditunda dari September 2025 hingga April 2026. Artemis 3, yang dimaksudkan untuk menyaksikan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama menginjakkan kaki di kutub selatan Bulan yang kaya es, sekarang dijadwalkan untuk pertengahan 2027.
"Itu akan jauh lebih cepat dari rencana pemerintah Tiongkok yang telah mereka umumkan secara terbuka pada tahun 2030," tambah Nelson. "Keselamatan astronot kami selalu menjadi prioritas utama dalam keputusan kami. Kami tidak akan terbang sebelum kami siap," imbuh dia.
Selain ada masalah pada Orion, NASA sedang menunggu versi modifikasi roket Starship SpaceX untuk berfungsi sebagai pendarat Bulan.
Meskipun SpaceX membuat kemajuan pesat melalui uji terbang, perusahaan itu masih menghadapi rintangan yang signifikan, termasuk membuktikan bahwa mereka dapat melakukan pengisian bahan bakar yang rumit di orbit.
Selain itu pakaian antariksa untuk Artemis yang dikembangkan oleh Axiom, juga masih dalam tahap pengembangan.
Peralihan Kolaborasi
Sementara itu presiden terpilih AS, Donald Trump pada Rabu (4/12) lalu telah menominasikan Jared Isaacman untuk memimpin NASA dan ini menandakan kemungkinan peralihan ke arah kolaborasi yang lebih besar dengan sektor luar angkasa komersial dalam masa jabatan keduanya.
Pencalonan Isaacman sendiri telah memunculkan kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan, mengingat hubungan keuangannya yang erat dengan kepala SpaceX, Elon Musk, yang merupakan penasihat utama Trump dan akan menjadi salah satu pimpinan komisi efisiensi pemerintah.
Atas pencalonan Isaacman, Nelson menanggapinya secara diplomatis dengan mengatakan bahwa ia tetap optimis tentang masa depan NASA di bawah pemerintahan baru. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030