
Jika Regulasi Longgar, Pinjol Bisa Jadi Bom Waktu
Regulasi Pengawasan Pinjol Harus Berkualitas dan Integritas
Foto: antaraJAKARTA - Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai perlunya regulasi berkualitas dan integritas tinggi dalam menjalankan peraturan dan pengawasan dalam industri pinjaman online (pinjol) di Indonesia. Dia menyebutkan perlu regulasi yang berkualitas, simpel, mudah dipahami, konsisten, dan terus diperbarui agar sesuai dengan perkembangan industri seiring dengan pinjol yang merupakan sektor penuh dengan inovasi.
Selain itu, lanjutnya, perlu dilengkapi dengan sanksi bagi pelanggar dan insentif bagi mereka yang menjalankan dengan baik. “Semuanya akan berjalan dengan baik, jika institusi yang melakukan pengawasan dan menyusun regulasi mempunyai kapasitas dan integritas,” katanya di Jakarta, Rabu (19/2).
Dia memaparkan regulasi yang baik memiliki karakter di antaranya, pertama, ‘Simpel’ yaitu regulasi yang sederhana namun dapat dijalankan dengan sempurna, itu lebih baik dibandingkan regulasi yang canggih namun dilaksanakan secara ala kadarnya.
Kedua, sesuai dengan kebutuhan, yaitu regulasi harus disusun dengan melibatkan para stakeholder, untuk memastikan interesty semua pihak terakomodasi secara fair. Ketiga yaitu ‘predictable’ yaitu regulasi harus tidak mengandung kejutan-kejutan baru yang tidak perlu.
Kemudian, keempat relevan yaitu regulasi harus selalu diupdate untuk menyesuaikan kondisi terkini dan mengantisipasi perkembangan di masa mendatang.
Wijayanto menjelaskan kejujuran di industri pinjol perlu dibangun, apabila tidak maka kepercayaan dari publik akan luntur yang menyebabkan sektor ini tidak akan tumbuh menjadi sektor yang besar dan berdampak bagi perekonomian nasional. “Pinjol legal saja banyak yang membuat rakyat susah (apalagi pinjol ilegal), dengan penerapan bunga dan biaya terselubung yang sangat tinggi,” ujar Wijayanto.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendanaan bermasalah atau kredit macet di industri pinjol periode Desember 2024 mencapai 2,01 triliun rupiah, yang didominasi oleh borrower individu sebesar 74,74 persen.
Dari porsi individu tersebut, didominasi dengan borrower usia 19-34 tahun sebesar 52,01 persen dan usia 35-54 tahun sebesar 41,49 persen.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 3 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 4 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 5 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan