Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Italia Menyimpan Ratusan Koleksi Etnografis Indonesia, Haruskah Kita Repatriasi?

Foto : The Conversation/Purnawibawa

Manekin Kanolo, bangsawan Nias, di Museum Antropologi dan Etnologi Firenze.

A   A   A   Pengaturan Font

Faktanya, baru September 2023 kemarin, setelah saya memulai penelitian di Museum Antropologi dan Etnologi Firenze, mereka mengubah papan informasi keterangan bahwa Pulau Nias berada di Indonesia, bukan Malaysia.

Menurut Geger Riyanto, antropolog dari Universitas Indonesia, terkadang objek budaya justru lebih bermakna jika disimpan oleh masyarakat, bukan di museum. Namun, dalam kasus benda budaya Sakai, apa arti objek tersebut bagi masyarakat Sakai yang sekarang terasing dari lingkungan asli mereka? Jika patung-patung leluhur Nias dikembalikan, apa peran mereka di masyarakat yang sudah 'beragama' saat ini?

Salah satu jalan tengah yang dapat dilakukan adalah mengakui keberadaan dan signifikansi objek-objek diaspora Indonesia yang ada di berbagai negara di dunia.

Melalui pendataan, dokumentasi, dan penyediaan akses terbuka, pemerintah dapat tetap 'memantau' keberadaan objek-objek budaya Indonesia sambil menyediakan akses terbuka bagi para peneliti dan mahasiswa yang berminat meneliti objek-objek tersebut.

Program Mapping Philippine Material Culture yang didukung oleh Philippine Studies di School of Oriental and African Studies (SOAS), Inggris, telah melakukan hal ini. Seperti namanya, program ini bertujuan melakukan inventarisasi digital objek-objek budaya Filipina, baik koleksi museum maupun koleksi privat, yang tersebar di luar negeri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top