Ilmuwan: Target Ambisius 2 Derajat Celcius Sudah Mati
James Hansen
Foto: IstimewaWASHINGTON DC – Mempertahankan pemanasan global jangka panjang pada 2 derajat Celsius yang merupakan target cadangan kesepakatan iklim Paris, sekarang menjadi mustahil. Hal itu disampaikan dalam analisis yang diterbitkan oleh para ilmuwan terkemuka.
Dipimpin oleh ahli iklim terkenal James Hansen, makalah tersebut muncul dalam jurnal Environment: Science And Policy For Sustainable Development dan menyimpulkan bahwa iklim Bumi lebih sensitif terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Yang memperparah krisis, menurut Profesor Hansen dan rekan-rekannya, adalah menurunnya polusi aerosol yang menghalangi sinar matahari dari industri pelayaran, yang telah mengurangi sebagian pemanasan.
Skenario perubahan iklim ambisius yang digariskan oleh panel iklim PBB, yang memberikan planet ini peluang 50 persen untuk menjaga pemanasan di bawah 2 derajat Celsius pada tahun 2100, adalah skenario yang tidak masuk akal, Hansen mengatakan dalam sebuah pengarahan pada Selasa (4/2).
“Skenario itu kini tidak mungkin lagi,” kata Hansen, mantan ilmuwan iklim NASA yang mengumumkan kepada Kongres AS pada tahun 1988 bahwa pemanasan global sedang terjadi. “Target 2 derajat Celsius sudah tidak berlaku lagi,” tegas dia.
Sebaliknya, ia dan rekan penulis berpendapat, jumlah gas rumah kaca yang telah dipompa ke atmosfer akibat pembakaran bahan bakar fosil berarti peningkatan pemanasan kini makin pasti.
Suhu akan tetap pada atau di atas 1,5 derajat Celsius dalam beberapa tahun mendatang sebelum naik ke sekitar 2 derajat Celsius pada tahun 2045, demikian perkiraan ilmuwan.
Mereka pun memperkirakan bahwa pencairan es kutub dan injeksi air tawar ke Atlantik Utara akan memicu penutupan Sirkulasi Terbalik Meridian Atlantik (Amoc) dalam 20 hingga 30 tahun ke depan. Arus ini membawa kehangatan ke berbagai belahan dunia dan juga membawa nutrisi yang diperlukan untuk menopang kehidupan laut.
“Penutupan Amoc akan mengakibatkan berbagai masalah besar, termasuk kenaikan permukaan laut beberapa meter. Oleh karena itu, kami menggambarkan penutupan Amoc sebagai titik yang tidak bisa kembali,” tulis makalah tersebut.
Telah Dilanggar
Target 1,5 derajat Celsius sendiri telah dilanggar selama dua tahun terakhir, menurut data dari sistem pemantauan iklim Uni Eropa Copernicus, meskipun Perjanjian Paris merujuk pada tren jangka panjang selama beberapa dekade.
Para penulis mengakui bahwa temuannya tampak suram, tetapi berpendapat bahwa kejujuran merupakan unsur yang diperlukan untuk perubahan. “Kegagalan untuk bersikap realistis dalam penilaian iklim dan kegagalan untuk menyuarakan kelemahan kebijakan saat ini untuk membendung pemanasan global tidak membantu kaum muda,” kata mereka.
“Saat ini, dengan meningkatnya krisis termasuk perubahan iklim global, kita telah mencapai titik di mana kita harus mengatasi masalah kepentingan khusus,” imbuh mereka, seraya menekankan bahwa mereka tetap optimistis terhadap masa depan. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 3 Ekonom Sebut Pembangunan IKN Tahap II Perlu Pendekatan yang Lebih Efisien
- 4 Gugatan Lima Pasangan Calon Kepala Daerah di Sultra Ditolak MK
- 5 Uang Pecahan Seri Anak-Anak Dunia 1999 Tak Lagi Berlaku, Ini Cara Penukarannya