Henry Cavill menjadi Agen Rahasia dalam Thriller Spionase 'Argylle'
Henry Cavill dalam pertarungan menggoda dengan femme fatale yang diperankan oleh Dua Lipa dalam "Argylle".
Foto: IstimewaMata-mata yang baik harus menjadi orang terakhir yang masuk daftar dugaan sebagai mata-mata, atau tidak sama sekali. Mediang Roger Moore pernah berkata tentang James Bond, mata-mata macam apa yang masuk ke sebuah ruangan dan semua orang tahu namanya dan minuman apa yang dia suka? Itu konyol.
"Dan itulah inti Argylle, ingin bersenang-senang menghancurkan kiasan itu," kata sutradara Argylle, Matthew Vaughn.
Dalam kisah ini, Vaughn yang pernah sukses memproduseri "The Debt", sepak terjang Mossad dalam memburu seorang mantan Nazi, ingin menceritakan novelis introvert bernama Elly Conway (Bryce Dallas Howard), yang memiliki imajinasi kuat terhadap intrik spionase.
Dilansir oleh Vanity Fair, fiksi dan kenyataan mulai menyatu ketika Conway menjadi sasaran sejumlah tokoh mematikan dari dunia spionase bawah tanah, semua karena buku barunya yang tampak fantastis, secara tidak sengaja menggambarkan beberapa masalah sensitif dalam kehidupan nyata.
"Dia adalah JK Rowling dalam buku mata-mata. Dia menderita agorafobia. Idenya tentang kencan menarik adalah tinggal di rumah, menulis lebih banyak buku, ditemani kucingnya," kata Vaughn.
"Dia bukan korban, karena dia benar-benar sukses, lucu, dan pintar, tapi dia punya masalah".
Salah satu agen rahasia menjadi pelindungnya, Argylle diperankan oleh Henry Cavill, sosok biasa menawan sekaligus jagoan dalam film ini.
Plot film yang akan rilis pada Februari 202 ini sejajar dengan legenda yang didengar Vaughn tentang novelis thriller Frederick Forsyth, penulis The Day of the Jackal dan The Odessa File. Saat bekerja sebagai jurnalis di negara-negara yang dilanda perang, Forsyth memberikan informasi kepada badan intelejen Inggris, MI6, dan sering kali novel spionasenya diperiksa oleh agen mata-mata tersebut, demi mencegah penerbitan sesuatu yang terlalu mencolok.
Dalam Argylle, Conway secara tidak sengaja mendeskripsikan kelompok spionase jahat dengan terlalu akurat, membuat sejumlah orang jahat ingin menangkap dan memaksanya bercerita, bagaimana dia mengetahui hal-hal yang bersifat rahasi ini, sebelum membunuhnya.
"Sebagian besar peneliti di Langley (CIA), FBI, dan MI6 adalah orang-orang membosankan yang kuliah di universitas namun memiliki pemikiran yang hebat," kata Vaughn.
"Itulah yang ingin saya manfaatkan. Dengan internet dan segalanya, kamu bisa mendapatkan lebih banyak informasi, jadi menurutku inilah saatnya seorang novelis tersandung pada sesuatu tanpa menyadarinya," terang sutradara X-Men: First Class ini.
Selain Cavill, Vaughn juga memasang sejumlah nama tenar seperti Dua Lipa, Samuel L. Jackson, Ariana DeBose, John Cena, dan Bryan Cranston yang berperan sebagai kepala operasi intelejen musuh.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Batas Baru Bunga Harian Pinjaman Online Mulai Diberlakukan, Catat Perubahannya
- 2 Kemenag: Biaya Haji 2025 di Kisaran Rp80 Jutaan
- 3 Presiden Resmi Umumkan PPN 12 Persen, Berlaku 1 Januari 2025
- 4 Prabowo dan Sri Mulyani Tiba di Kantor Kemenkeu di Tengah Rencana PPN Naik
- 5 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
Berita Terkini
- Berkebun di dalam Ruang Kini Tak Lagi Masalah
- Viral! Media Italia Sebut Ketum PSSI Ingin Cari Pelatih Eropa Gantikan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
- Studi dari Tiongkok Ungkap Susu Murni-Lemak Susu Tak Berdampak Besar bagi Metabolisme
- Sinopsis Film "Ketindihan", Seorang Atlet Tenis Alami Gangguan Mistis
- Marcell Tee Buktikan Anak Muda Bisa Sukses di Dunia Bisnis