Fokus Pasar Masih Tertuju ke Ekonomi AS, Ini Prediksi IHSG
Foto: istimewaJAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif, hari ini (13/1). Perhatian pasar diperkirkan maaih tertuju pada perkembangan ekonomi dan moneter di Amerika Serikat (AS).
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat investor cenderung menanti adanya rilis data PPI AS dan yield US treasury 10 year yang nantinya menentukan kebijakan suku bunga bank sentral setempat (The Fed) ke depannya. Karenanya, dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (14/1), masih rawan terkoreksi dengan area support di 6.953 dan level resistance di posisi 7.080.
Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1) sore, ditutup melemah 71,99 poin atau 1,02 persen ke posisi 7.016,88 seiring pelaku pasar berekspektasi bank sentral AS, The Fed, akan bersikap dovish ke depan.
“IHSG dan bursa Asia bergerak melemah karena pasar bereaksi menyusul laporan pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan, yang menggarisbawahi ketahanan pasar tenaga kerja AS dan mendukung sikap hati-hati The Fed terhadap pemotongan suku bunga,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.
Pelaku pasar saat ini mengantisipasi bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan, atau tidak berubah dalam pertemuan mendatang pada Januari dan Maret 2025.
Berdasarkan CEM Fedwatch probabilitas, untuk Januari 2025, The Fed sebesar 97,3 persen tetap mempertahankan suku bunga acuannya dan peluang pemangkasan hanya sebesar 2,7 persen.
Sementara itu, pada pertemuan Maret 2025, probabilitas The Fed sebesar 77,9 persen mempertahankan suku bunga acuannya.
Dari Tiongkok, surplus perdagangan melonjak menjadi 104,84 miliar dollar AS pada Desember 2024, atau naik dari 75,31 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya, atau melampaui ekspektasi sebesar 99,80 miliar dollar AS, meskipun data perdagangan lebih kuat dari yang diharapkan, yaitu ekspor Desember naik 10,7 persen year on year (yoy), atau jauh melampaui perkiraan kenaikan 7,3 persen.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat dipimpin oleh sektor barang baku sebesar 0,46 persen.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Muchamad Ismail
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Dorong Industrialisasi di Wilayah Transmigrasi, Kementrans Jajaki Skema Kerja Sama Alternatif
- 2 Tak Sekadar Relaksasi, Ini 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Spa untuk Kesehatan
- 3 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 4 Industri Kosmetik Nasional Sedang 'Glowing', tapi Masyarakat Perlu Waspada
- 5 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal