Dulu Disambut Hangat, Pengungsi Rohingya Kini Dibenci dan Dianggap Jadi Beban Bangladesh
Pengungsi Rohingya mengantre untuk mendapatkan bantuan. Kesulitan-kesulitan ekonomi telah mengikis rasa kedermawanan warga Bangladesh. Rasa iba telah menyusut digantikan dengan retorika xenofobia, kata profesor Ali Riaz.
Agustus lalu, pada peringatan ke-5 peristiwa tindak kekerasan yang membuat Rohingya eksodus dari Myanmar, sebuah portal media online yang populer menayangkan artikel opini yang mempertanyakan: "Sampai berapa lama Bangladesh dihukum atas kemurahan hatinya?".
Berita utama media lokal lainnya menyamakan kehadiran Rohingya dengan "tumor yang akan menjadi kanker".
Penggambaran negatif oleh media-media lokal menjadi tidak terkendali, menarik perhatian mantan komisioner HAM PBB Michelle Bachelet saat mengunjungi negara ini pada Agustus lalu.
"Saya sangat khawatir dengan meningkatnya retorika anti-Rohingya di Bangladesh, men-stereotipe-kan dan mengkambinghitamkan Rohingya sebagai sumber masalah kriminal dan lainnya," katanya pada saat itu.
Sangat Menyakitkan
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya