Dulu Disambut Hangat, Pengungsi Rohingya Kini Dibenci dan Dianggap Jadi Beban Bangladesh
Pengungsi Rohingya mengantre untuk mendapatkan bantuan. Kesulitan-kesulitan ekonomi telah mengikis rasa kedermawanan warga Bangladesh. Rasa iba telah menyusut digantikan dengan retorika xenofobia, kata profesor Ali Riaz.
"Lebih baik kembali pulang meski itu berarti kami harus menghadapi peluru. Jika kami mati, paling tidak kami akan dikubur di Tanah Air kami."
Bangladesh telah lama berjibaku dengan populasi pengungsi yang luar biasa banyak, meski mendapatkan bantuan keuangan dari badan urusan pengungsi PBB dan organisasi-organisasi kemanusiaan lain. Dhaka masih menghadapi tantangan administrasi besar menjadi tuan rumah bagi kamp-kamp pengungsi.
Kudeta militer tahun lalu di Myanmar membuat prospek pemulangan menjadi semakin jauh dari jangkauan.
Bulan lalu, Perdana Menteri Sheikh Hasina berkata, kamp Rohingya telah menjadi beban berat bagi ekonomi negara sekaligus ancaman bagi stabilitas politik negara itu.
"Jika masalah ini tetap ada … mungkin akan berdampak pada stabilitas dan keamanan seluruh kawasan," katanya kepada Majelis Umum PBB di New York.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya