Bintan Fokus pada Pengembangan Padi Gogo untuk Capai Swasembada Pangan
BSIP Kementerian Pertanian RI menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) meninjau lokasi pengembangan padi gogo di kawasan perhutanan sosial di Bintan, Kepri.
Foto: ANTARATANJUNGPINANG– Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ditunjuk menjadi salah satu lokasi untuk pengembangan padi lahan kering atau padi gogo guna mendukung program swasembada pangan nasional.
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) padi gogo di lahan perkebunan atau lahan lainnya yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, bahwa lokasi yang ditunjuk untuk pengembangan padi gogo ialah lahan perhutanan sosial di wilayah Bintan.
"Total target pengembangan padi gogo di Bintan (Kepri) seluas 323,97 hektare," kata Kepala Badan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian Kepri, Ahmad Tohir Harahap, di Tanjungpinang, Senin (27/1).
Tohir menyampaikan untuk memenuhi target pengembangan padi gogo tersebut, BSIP Kepri menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) setempat telah melakukan identifikasi dengan meninjau langsung CPCL pengembangan padi gogo di kawasan perhutanan sosial Bintan. Identifikasi itu lebih mengarah kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) di Bintan dan Tanjungpinang.
Dia mengatakan program ini memerlukan dukungan bersama seluruh pemangku kepentingan terkait, apalagi pengembangan padi gogo yang masih awam di kalangan petani setempat.
Menurutnya, budidaya padi gogo dilakukan seperti halnya budidaya tanaman pangan pada umumnya semacam jagung, kacang tanah, dan lainnya di lahan kering.
"Khususnya di bawah tegakkan tanaman-tanaman yang belum menghasilkan seperti durian dan kelapa,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang Ketua KTH Sumber Rezeki, Muhammad Aziz, menyambut baik rencana pengembangan padi gogo. Dia mengaku mempunyai pengalaman bertani padi gogo pada lahan kering di Pulau Jawa.
Dia mengatakan pengembangan padi gogo di lahan kering di Kepri memiliki peluang dan potensi yang besar, apalagi jika berhasil dengan hasil panen yang tinggi.
"Saya dan anggota lainnya siap ikut serta dalam program ini sekaligus mencoba mengembangkannya di wilayah Kepri,” ucap Aziz.
Berita Trending
- 1 Respons CEO OpenAI tentang Model AI Tiongkok DeepSeek-R1: 'Mengesankan'
- 2 Setelah Trump Ancam Akan Kenakan Tarif Impor, Akhirnya Kolombia Bersedia Terima Deportasi dari AS
- 3 Thailand Ingin Kereta Cepat ke Tiongkok Beroperasi pada 2030
- 4 Diprediksi Berkinerja Mocer 2025, IHSG Sepanjang Tahun Ini Menguat 1,22 Persen
- 5 Tanpa Pengenaan Tarif ke Barang Impor, Produk Lokal Bakal Semakin Terpuruk
Berita Terkini
- Belanja Kementerian/Lembaga Harus Produktif. Jangan Boros!
- PLN Siaga Banjir, Listrik Kembali Menyala Bertahap Setelah Kondisi Aman
- PLN Tinjau Langsung Lokasi Terdampak Banjir Jakarta, Pastikan Keamanan dan Pemulihan Kelistrikan
- Platform Digital Ini Jadi Aplikasi Resmi Pendaftaran Running Summit 2025
- Waspadai Cuaca Ekstrem, ASDP Imbau Pengguna Jasa Atur Waktu Perjalanan Menuju Pelabuhan