
Inggris dan Prancis Berupaya Perbarui Rencana Damai
(Dari kiri) Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, PM Inggris, Keir Starmer, dan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, saat bertemu di Lancaster House, London, pada Minggu (2/3).
Foto: AFP/JUSTIN TALLISPARIS - Prancis dan Inggris bermaksud untuk memperbarui sebuah rencana perdamaian bagi Ukraina yang mungkin akan rampung dalam beberapa hari, untuk kemudian disampaikan kepada Amerika Serikat (AS), sambil membangun jembatan antara AS dan Ukraina sebelum kemungkinan perundingan di Washington DC, kata para diplomat pada Kamis (6/3).
Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Keir Starmer sebelumnya telah melakukan beberapa panggilan telepon secara terpisah, dengan Presiden Donald Trump dan PresidenVolodymyr Zelenskyy, sejak presiden AS dan Ukraina mengadakan pertemuan yang penuh pertengkaran pada tanggal 28 Februari di Ruang Oval yang menyebabkan penangguhan bantuan militer AS ke Kyiv.
Putusnya hubungan AS-Ukraina telah memberikan urgensi baru pada upaya kedua kekuatan nuklir Eropa itu untuk menyatukan gagasan bagi rencana perdamaian yang pada awalnya akan menguraikan gencatan senjata singkat, tetapi pada akhirnya juga mencakup jaminan keamanan yang lebih luas.
Inggris dan Prancis sama-sama mengatakan AS akan dibutuhkan untuk jaminan di masa mendatang.
"Kami berencana untuk menyusun rencana ini dalam hitungan hari, bukan pekan," kata seorang diplomat senior Eropa.
Diplomat Eropa lainnya mengatakan idenya adalah untuk menyediakan semua hal yang perlu dipersiapkan, termasuk dialog yang lebih sehat antara Washington DC dan Kyiv, sembari menggarisbawahi pesan kepada AS bahwa Russia adalah agresor.
Jika kondisinya sudah memungkinkan, hal itu dapat membuka pintu bagi pertemuan baru di Washington DC antara pihak Eropa dan Presiden Trump, meskipun belum jelas pada tahap ini apakah ini juga akan melibatkan PresidenZelenskyy atau hanya para pemimpin Inggris dan Prancis saja.
Gencatan Senjata
Juru bicara pemerintah Prancis, Sophie Primas, mengatakan kepada wartawan pada Rabu (5/3) bahwa kunjungan oleh Macron, Starmer, danZelenskyy, sedang dipertimbangkan, tetapi kepresidenan Prancis dengan cepat mengoreksinya dengan mengatakan bahwa hal itu tidak terjadi pada saat ini.
Rincian rencana tersebut belum diungkapkan dan seorang diplomat Eropa mengatakan para panglima militer bertujuan untuk menyelesaikan aspek militer selama pekan depan.
Salah satu pilihannya adalah gencatan senjata sebagian selama satu bulan yang akan mencakup serangan melalui udara dan laut dan juga serangan yang menargetkan infrastruktur energi tetapi tidak termasuk pertempuran darat, dan akan didukung oleh Prancis, Inggris, dan koalisi negara-negara lain yang bersedia, kata para diplomat.
Presiden Zelenskyy mengatakan pada Selasa (4/3) bahwa ia akan siap untuk datang ke meja perundingan dan mendukung rencana gencatan senjata.
Primas mengatakan kepada televisi LCI: "Kami telah mengusulkan gencatan senjata. Itulah yang sedang dipelajari dalam negosiasi dengan AS. Prancis dan Eropa sedang mencoba membangun kembali hubungan antara AS dan Ukraina." ST/I-1
Berita Trending
- 1 RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT
- 2 Jadwal Liga 1 Indonesia Pekan ke-26: Jamu Persik, Persib Berpeluang Jaga Jarak dari Dewa United
- 3 Bukan Penentu Kelulusan, Mendikdasmen: TKA Pengganti UN Tidak Wajib
- 4 Tiongkok Mengeklaim Telah Menemukan Sumber Energi “Tak Terbatas”
- 5 DPR dan Jampidsus Kejagung Gelar Rapat Bahas Korupsi Pertamina