
Ayo Cerdas Pilih Pangan Bergizi untuk Cegah Masalah Gizi Intergenerasi
Ilustrasi makanan sehat.
Foto: Antara/pixabay.comJakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti pentingnya kesadaran memilih makanan bergizi guna menjaga kesehatan keluarga serta mencegah masalah gizi inter-generasi serta tiga masalah nutrisi yakni nutrisi yang kurang, defisiensi mikronutrien, dan kelebihan berat badan juga obesitas.
"Jadi kami sampaikan bahwa tantangan kita berubah. Dulu mungkin tidak bisa makan, sekarang mungkin pilihannya terlalu banyak," kata Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Maria Endang Sumiwi di Jakarta, Selasa.
Maria menjelaskan mutu gizi perlu disesuaikan sesuai siklus hidup, karena berkaitan dengan siklus hidup selanjutnya. Dia mencontohkan jika masalah gizi berakhir saat seorang perempuan hamil, maka hal itu dapat membantu memastikan gizi lebih baik pada generasi selanjutnya.
Dia pun mencontohkan berbagai masalah gizi nasional yang perlu diperhatikan, antara lain stunting masih 21,5 persen, gizi kurang pada balita 8,5 persen, anemia pada remaja 16,3 persen, kelebihan berat badan pada remaja 12,1 persen, dan obesitas pada orang dewasa 23,4 persen.
Oleh karena itu dalam perayaan Hari Gizi Nasional ke-65, pihaknya mengangkat tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat” guna meningkatkan kesadaran publik agar memilih makanan yang bergizi.
Adapun pola konsumsi masyarakat saat ini, kata dia, konsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI) berprotein hewani pada balita hanya 21,6 persen.
"Kemudian konsumsi minuman berpemanis tinggi pada remaja cukup tinggi, 52 persen, konsumsi buah dan sayur pada individu berusia lebih dari 5 tahun juga tidak memenuhi angka yang dianjurkan, yaitu saat ini hanya 21,96 persen," katanya.
"Konsumsi makanan dan minuman jadi ini porsi terbesar pengeluaran pada setiap kuintil. Jadi mau yang kuintil ekonomi kurang sampai dengan kuintil ekonomi tertinggi, itu semua lebih memilih makanan dan minuman jadi," ucapnya.
Menurut Maria, makanan bergizi seimbang adalah makanan yang beraneka ragam, mencakup sayur dan buah, tinggi protein, kemudian membatasi makanan manis, asin, dan berlemak.
"Kemudian sarapan pagi setiap hari cukup minum air putih dan biasakan membaca label gizi, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, dan juga jangan lupa supaya ini bagian dari menjaga status gizi ya, aktivitas fisik yang cukup supaya tidak overweight, tidak obesitas," katanya.
Dia menjelaskan pemerintah membantu asupan nutrisi yang bergizi melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), namun hal itu perlu dibarengi dengan memilih makanan bergizi secara mandiri di rumah agar nutrisi baik terpenuhi dalam tiga kali sehari.
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 3 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
- 4 Meringankan Beban Hidup, Pekerja Padat Karya Bebas Pajak Penghasilan
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua
Berita Terkini
-
Diangkat dari Kisah Nyata, Film Rumah Teteh: Story of Helena Tayang 13 Februari 2025
-
Pendanaan Non-APBN: Jalan Pintas yang Bisa Berujung Masalah
-
Bukan Asal Bagi! Skema MBG Harus Fokus ke Penerima yang Berhak
-
Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
-
Dari Sawah ke Lumbung! Bulog-Penggilingan Kolaborasi Siap Serap Gabah Maksimal