Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Akar Kekerasan Infrastruktur yang Menjerumuskan "Orang Laut" Menjadi Pemulung

Foto : The Conversation/Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulau

Sekumpulan Orang Laut di perahu kajang sebagai tempat tinggal mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

Mereka juga melengkapi sampan tradisional dengan perkakas modern seperti mesin perahu. Meski bisa bergerak lebih cepat, mesin membutuhkan bahan bakar yang kemudian menambah beban mereka.

Sayangnya, tidak mudah untuk mencari nafkah di laut di tengah bentang alam Batam yang berubah. Ikan-ikan juga tak lagi mudah didapat. Mereka harus melaut lebih jauh. Artinya, ongkos bahan bakar lebih besar dan lebih sedikit keuntungan yang dibawa pulang.

Kekerasan infrastruktur tak mereda setelah reformasi. Banyak program pembangunan desa dan daerah yang tidak digunakan secara utuh oleh Orang Laut. Beberapa di antaranya adalah bantuan panel surya, alat tangkap jaring, serta inisiasi pembuatan rumah yang menetap di satu pulau atau kawasan pesisir.

Studi tahun 2014 turut menggarisbawahi program merumahkan Orang Laut di pulau-pulau sekitar Batam seperti Pulau Bertam, memiliki sejumlah kelemahan. Program tersebut tidak mempertimbangkan analisis kebutuhan komunitas sasaran, mengesampingkan aspek budaya, adat dan istiadat komunitas setempat.

Studi tersebut juga menyebut Orang Laut di Pulau Bertam terjebak pada kehidupan tokenisme, alias sangat tergantung pada bantuan. Ini membuat Orang Laut sulit bangkit dari kemiskinan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top