Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Produk Stem Cell dari Luar Negeri

Foto : Istimewa

Direktur Regenic Stem Cell, dr Sandy Qlintang M.Biomed menegaskan perlunya kehati-hatian menggunakan produk Stem Cell impor.

A   A   A   Pengaturan Font

Sandy mengakui, peredaran produk stem cell dari luar negeri belum terlalu banyak, masih di bawah 10 persen. Namun nilainya sangat fantastis, biaya satu terapi mencapai Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar.
"Jumlahnya belum terlalu banyak, di bawah 10 persen, namun harganya mahal sekali, paling murah Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar," katanya.

CEO Etnaprana Wellness Klinik, Agnes Lourda Hutagalung, menambahkan, dalam memilih produk kesehatan dan klinik kesehatan perlu berhati-hati dengan melihat rekam jejak dan siapa yang terlibat di dalamnya.

"Bagaimana prosesnya dan siapa yang memproduksi. Jangan hanya karena murah, masyarakat tergiur untuk menggunakannya. Risikonya besar bagi kesehatan," tegas Lourda.

Lourda menambahkan, saat ini Etnaprana Wellness Clinic merupakan klinik yang menyediakan pelayanan pre-stemcell dan stemcell dengan standar pelayanan terbaik di Indonesia dengan didukung dokter-dokter paling senior untuk berbagai pengobatan; penyakit dalam (jantung, gula, dll), ortho, rehab medik.
Di antaranya, Prof DR. Hafil Abdulgani, pelopor bedah jantung, Dr. Adji Suprayitno AR, Internist DTM yang juga merupakan dokter penyakit dalam paling senior di Indonesia. Kemudian DR. Pradewi Sudarman, SpKFR pelopor rehab medik. Prof DR Andri Lubis profesor ortho ternama. Prof DR. Sudigdo Adi profesor kulit dan anti-ageing yang sudah sangat senior.

"Kesemuanya merupakan 'begawan' guru praktisi kedokteran untuk mengawasi semua pelaksanaan pre-stemcell dan stemcell. Semuanya telah melalui seleksi ketat dan kemudian harus mengikuti pendidikan stemcell berkelanjutan di sister pendidikan Etnaprana Wellness Clinic," tambahnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top