Kaum Ibu Punya Peran Penting Tangani Stunting
Sekda Kukar Sunggono bersama istri (kebaya biru) dan kaum ibu di Kabupaten Kukar.
Foto: Antara/ HO Prokom KukarTENGGARONG - Sekretaris Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Sekda Kukar), Kalimantan Timur menyatakan bahwa kaum ibu memiliki peran penting dalam penurunan angka stunting, sehingga prevalensi stunting di daerah itu turun signifikan sebesar 9,5 persen ketimbang tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di akhir 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Kukar berada di posisi terbaik se- Provinsi Kalimantan Timur, yakni tercatat 17,6 persen, turun 9,5 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 27,1 persen.
"Untuk itu, dalam peringatan Hari Ibu ke- 96 ini menjadi momentum sangat istimewa, karena selain sebagai bentuk penghargaan terhadap peran ibu dalam kehidupan, juga sebagai refleksi atas kemajuan peran kaum ibu," ujar Sekda Kukar Sunggono di Tenggarong, Minggu.
Hari ibu, yang diperingati setiap 22 Desember, adalah hari untuk mengenang perjuangan para perempuan Indonesia, terutama para ibu, yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam membangun bangsa ini.
Ibu bukan hanya sebagai tiang penyangga keluarga, namun juga sebagai pahlawan dalam berbagai peran yang mereka jalani dalam kehidupan sehari-hari. Ibu-ibu adalah penggerak utama dalam keluarga, masyarakat, bahkan negara.
"Perempuan dan ibu memiliki peranan yang sangat vital, tanpa ibu, takkan ada generasi penerus bangsa, maka kita harus memastikan bahwa setiap ibu mendapatkan perlindungan, penghargaan, dan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berpartisipasi dalam setiap sektor kehidupan, baik dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial maupun politik politik," katanya.
Bangsa Indonesia dibangun dari fondasi perjuangan para perempuan yang tak pernah lekang semangatnya untuk mencapai sebuah kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus.
Salah satu titik penting perjuangan pergerakan para perempuan di masa pra-kemerdekaan dan menjadi tonggak sejarah tersendiri adalah ketika diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember 1928, di Yogyakarta.
Momentum bersejarah tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yang dinamakan Hari Ibu. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan peringatan “Mother’s Day” di beberapa negara lain.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Jalan 5.000 Langkah Sehari Dapat Menangkal Depresi
- Dikira Houthi, AS Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18-nya Sendiri
- Dishub Sleman petakan jalur mudik rawan kecelakaan dan macet
- Gubernur terpilih dukung TNI-Polri cegah gangguan kamtibmas di Bintuni
- Masdar Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Zarafshan