Utang Tidak Produktif Berpotensi Membangkrutkan Bangsa
KEMISKINAN AKIBAT KORUPSI DAN UTANG YANG TIDAK PRODUKTIF I Warga memilah barang di samping rel, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, belum lama ini. Angka kemiskinan Indonesia kembali melonjak, pada September 2020 menjadi 27,55 juta atau 10,19 persen. Utang yang tidak produktif dan korupsi membuat rakyat menjadi miskin dan berpotensi membangkrutkan bangsa.
Sebelumnya, Pakar Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya, Suparto Wijoyo, yang diminta pendapatnya di Surabaya, mengatakan utang yang dari dana talangan BLBI telah melukai rasa keadilan karena bebannya ditanggung seluruh rakyat. Padahal, mereka tidak menikmati manfaat akibat kebijakan tersebut, justru yang menikmati para konglomerat.
"Pencurian uang negara ini sungguh melukai rasa keadilan. Beban bunga dan utang pokoknya yang besar telah menyakiti hati rakyat, karena melibatkan banyak pihak yang seharusnya mengelola dana itu untuk kesejahteraan masyarakat lewat program-program pembangunan," kata Suparto.
Kasus korupsi semacam BLBI, dan berbagai kasus besar lainnya mencerminkan pekerjaan sistematis, rapi, masif, dan kolosal. Masyarakat hanya bisa melihat aktor-aktor koruptor yang punya kedudukan, dan rata-rata mengenyam pendidikan tinggi melakukan aksinya yang mengancam daya tahan negara.
Sebab itu, dia meminta agar kejahatan korupsi seperti BLBI tidak boleh diproteksi dan dibiarkan berlalu tanpa ditindak. n ers/SB/E-9
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya