Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Keuangan Negara I BLBI Sudah 20 Tahun Dibiarkan dan Rakyat yang Tanggung Bebannya

Utang Tidak Produktif Berpotensi Membangkrutkan Bangsa

Foto : ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

KEMISKINAN AKIBAT KORUPSI DAN UTANG YANG TIDAK PRODUKTIF I Warga memilah barang di samping rel, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, belum lama ini. Angka kemiskinan Indonesia kembali melonjak, pada September 2020 menjadi 27,55 juta atau 10,19 persen. Utang yang tidak produktif dan korupsi membuat rakyat menjadi miskin dan berpotensi membangkrutkan bangsa.

A   A   A   Pengaturan Font

"Utang itu idealnya untuk membiayai pembangunan yang produktif, bukan untuk dibagi-bagi dan dikonsumsi dan hilang tidak berbekas, tapi menyisakan tumpukan beban," kata Badiul.

Jika merujuk pada artikel bertajuk Indonesia: History of a Bankruptcy Orchestrated by IMF and the World Bank yang dipublikasikan di Mumbai, India, menyebutkan, kebangkrutan Indonesia merupakan skenario Bank Dunia dan lembaga multilateral IMF.

Skenario tersebut berkaitan dengan pemberian utang oleh lembaga multilateral tersebut yang tidak produktif sehingga berujung pada default (gagal bayar). Naskah asli dari artikel tersebut dipublikasikan dalam buku berbahasa Perancis oleh Damien Millet dan Eric Toussaint di Prancis dalam Les Tsunamis de la dette, di Liege Paris, pada 2005.

Disebutkan, Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan alam melimpah, namun uangnya habis dibawa lari oleh pemimpin pada masa Orde Baru sehingga membuat rakyat menjadi miskin. Dari ringkasan buku tersebut, uang yang digelapkan oleh pemimpin terkorup di dunia itu, diperkirakan mencapai 15-35 miliar dollar AS. Kroni-kroni koruptor tersebut mempertahankan pengaruhnya dan menumpangi rezim berikutnya untuk mengeruk kekayaan.

Bukan itu saja, kebangkrutan Indonesia, kata Badiul, bukan hanya dari sisi keuangan, tetapi seluruh sektor ekonomi dasar, mulai dari pertanian hingga industri. "Semua ini sumbernya kebangkrutan moral, bahkan dalam pandemi saja masih korupsi. Pada akhirnya, rakyat hanya menjadi buruh yang tidak punya masa depan," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top