Transformasi Digital Bisa Minimalisir Dampak Pandemi
Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjongeoro (kanan), dalam webinar Inovasi Bisnis Digital dan Teknologi, di Jakarta, Sabtu (26/9).
Foto: IstimewaJAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjongeoro, menilai transformasi digital bisa meminimalisir dampak pandemi terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, pada pandemi Covid-19 ini transformasi digital di Indonesia terlambat dilakukan sehingga dampak negatifnya tidak bisa dihindari.
"Kalau misal kita sudah lebih cepat melakukan transformasi digital, maka dampak pandemi terhadap pertumbuhan ekonomi tetap akan besar, tapi bisa kita minimalkan," ujar Bambang dalam webinar Inovasi Bisnis Digital dan Teknologi, di Jakarta, Sabtu (26/9).
Bambang menilai ke depan isu yang akan dihadapi dari dampak pandemi pada sektor ekonomi yaitu kemiskinan dan pengangguran. Kondisi tersebut tetap perlu diselesaikan sambil menyiapkan fondasi transformasi ekonomi Indonesia dari yang semula berbasis sumber daya alam menjadi berbasis inovasi.
"Tetap kita harus menyiapkan fondasi ekonomi menjadi berbasis inovasi agar siap. Kita harus siapkan kerangka riset dan inovasi nasionalnya," jelasnya.
Bambang menekankan kolaborasi triple helix antara pemerintah, akademis, dan industri merupakan kunci bagi sebuah negera menerapkan ekonomi berbasis inovasi. Pada masa pandemi Covid-19 ini, pihaknya membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan Covid-19 sebagai perwujudan kolaborasi tersebut.
Bambang menyebut ketika kondisi darurat sepertis saat ini, ketiga pihak bisa bekerja sama dengan baik dan bisa mengerti satu sama lain. Hubungan antara peneliti dan industri yang biasanya memiliki kesenjangan kini terjalin dengan lebih baik di mana egoisme anatar keduanya pelan-pelan mulai terkikis.
"Memang belum sempurna, kadang ada gap. Tapi, gap itu pada masa pandemi khusus terkait Covid-19 menjadi kecil seingga industri memahami sisi penelitian, begitu juga sebaliknya," ucapnya.
Lebih jauh Bambang menyebutkan kementerian maupun lembaga pemerintah yang tergabung dalam konsorsium juga berperan cukup mengejutkan. Pasalnya, pemerintah kerap menjadi pihak yang sangat birokratik dan sangat administratif.
Dalam konsorsium, lanjut Bambang, pemerintah bisa mengurangi regulasi menjadi lebih cepat dengan wawasan yang juga bertambah. Keterbukaan paradigma pemerintah menjadi penting sebab tidak menekankan adminsitrasi, tapi output yang bisa dihasilkan.
"Itulah kerangka yang kita harapkan menjadi tumpuan di masa depan," tandasnya. ruf/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 2 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 3 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 4 Ekonom Sebut Pembangunan IKN Tahap II Perlu Pendekatan yang Lebih Efisien
- 5 Gugatan Lima Pasangan Calon Kepala Daerah di Sultra Ditolak MK
Berita Terkini
- Pelatih Timnas Putri Panggil 39 Pemain untuk Persiapan Lawan Arab Saudi
- Selama 5 Hari, Produk Unggulan UMKM Astra Akan Hadir di Inacraft 2025
- Newcastle United Pastikan Satu Tiket ke Final Piala Liga Inggris
- Korsel Blokir Akses DeepSeek ke Komputer Kerja Militer
- Menkes: Pemeriksaan Kesehatan Gratis Mulai Berjalan 10 Februari