Tim Pendamping Diandalkan Cegah 'Stunting'
Orang tua bersama sang anak dalam peluncuran program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Rumah Susun Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).
Foto: ANTARA/Siti NurhalizaJAKARTA - Peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) akan dimaksimalkan untuk mencegah stunting. "Kami meningkatkan kapasitas TPK dan Kader Pembangunan Manusia untuk menuntaskan angka stunting," jelas Kepala Suku Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Riyanti, Kamis (3/10).
Dwi menjelaskan, pembinaan ini masuk dalam upaya aksi lima konvergensi intervensi stunting. Selain itu, menambah wawasan dan membentuk kepedulian pemerintah ataupun kader kepada masyarakat.
Peserta yang mengikuti pembinaan dan peningkatan kapasitas sebanyak 157 peserta. Mereka adalah kader TPK, KPM, Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, serta PKK. Rinciannya, 132 dari TPK, delapan kader KPM tiap kecamatan, 17 dari SKPD dan PKK.
Dwi berharap para kader mempunyai pengetahuan untuk menyiapkan keluarga sehat berkualitas. Dengan begitu, generasi penerus mampu menghadapi persaingan global. Ahli Madya BKKBN, Mila Yusnita memberikan pengetahuan tentang penyebab, cirri, dan cara penanganan stunting.
"Penting juga penanganan infrastruktur seperti sanitasi agar bisa mengentaskan stunting," tutur Mila. Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma, menyebutkan pemerintah pusat dalam program penanganan stunting menginstruksikan pemerintah daerah melaksanakan program makanan dengan gizi seimbang terhadap balita.
Salah satu penanganan yang efektif untuk mencegah kasus stunting dengan cara mengintervensi konsumsi. Balita diberi makan ikan karena kandungan gizi sangat bagus. Ini penting untuk membantu perkembangan otak serta menguatkan tulang dan gigi.
"Selain itu, konsumsi ikan juga bisa membuat balita menjadi lebih cerdas, sehat dan tangguh," ujar Dhany saat membuka safari Gemarikan di RPTRA Rasela Indah, Jalan Rawa Selatan, Kampung Rawa, Johar Baru, Kamis (26/9). Adapun berdasarkan hasil intervensi serentak Juli, balita stunting yang telah divalidasi ada 1.000 lebih.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jakarta menjadikan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat menjadi salah satu strategi mengatasi stunting. Sasarannya meliputi balita yang mengalami gizi buruk, kurang berat, dan ibu hamil. "Target tiap kelurahan sebanyak 20 orang," kata Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi Jakarta Mochamad Miftahulloh Tamary.
- Baca Juga: Ini Tiga Klaster Kerawanan TPS di Jakarta Barat
- Baca Juga: Kades Jangan “Cawe-cawe” Pembebasan Lahan
Dia mengemukakan program ini memberikan intervensi gizi bagi balita dan ibu hamil berisiko stunting. Dia melibatkan masyarakat serta mitra lainnya secara aktif. Program yang merupakan bagian dari Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat. Caranya, melalui edukasi dan pelatihan.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- Menteri Rosan Promosikan Sektor EBT kepada Investor Inggris
- ESDM Kaji Penghentian Beberapa PLTU Tanpa Bebani Keuangan Negara
- Eastspring Indonesia dan Bank DBS Indonesia Luncurkan Reksa Dana Indeks Eastspring
- Kementerian PU Sebut Padat Karya P3-TGAI Dukung Swasembada Pangan
- Antisipasi Banjir, Pemkab Lombok Tengah Bersihkan Jaringan Irigasi