![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Terkuak! Ternyata Ini Alasan Rusia Ogah Setop Perang, Moskow Menang Banyak dari Harta Karun Ini
Ilustrasi pasukan Rusia
Foto: ReutersMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno membeberkan alasan perang Rusia-Ukraina yang terjadi sejak 24 Februari lalu tak kunjung usai. Menurutnya, Rusia mendapatkan keuntungan selama perang dengan Ukraina.
"Kenapa perang Rusia dan Ukraina ini akan cukup lama? Karena ini sangat profitable," kata Sandiaga melalui akun TikTok-nya, dikutip Senin (22/8).
Sandiaga menjelaskan, harga minyak dunia naik imbas perang Rusia-Ukraina. Meski begitu, Rusia menjual harga minyak di bawah harga pasar, dengan tetap meraup keuntungan mencapai US$ 6 miliar per hari.
"Biaya perang kira-kira berapa? sekitar US$ 1 miliar. Jadi Rusia profit setiap hari berapa? US$ 5 miliar," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan, Rusia telah menawarkan minyak ke Indonesia, bahkan lebih murah 30 persen dibandingkan harga pasar internasional.
"Rusia kan nawarin ke kita. India udah ngambil nih. Harganya lebih murah 30 persen dari harga pasar internasional," ujar Sandiaga.
"Kalau buat temen-temen CEO Mastermind ambil gak? Pak Jokowi juga pikir yang sama, ambil," tambahnya.
Namun, kata Sandiaga, ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan hal tersebut. Menurutnya, kekhawatiran beberapa pihak tersebut terkait sanksi embargo dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia.
"Ya biarin aja lah, kalau kita diembargo paling kita gak bisa makan McDonald's kan?" tuturnya.
Selain itu, kekhawatiran lain yakni didepaknya bank asal Indonesia dalam sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Jika terjadi, nantinya Indonesia tidak bisa lagi bertransaksi dengan dollar AS.
"Dan kadang-kadang yang kita lihat, itu sangat berbeda dari perspektif mungkin geopolitik, mungkin dari segi makroekonomi. Tapi ini memang tantangan ya, karena Barat ini kan ya mau bagaimana pun mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dollar AS harus lewat New York," kata Sandiaga.
"Kenapa kita takut gak ngambil minyak Rusia karena kita takut SWIFT-nya dimatiin. SWIFT dimatiin kita gak ngirim dollar AS. Kata Rusia 'gak usah takut, bayarnya pakai Rubel aja', tukar Rupiah ke Rubel gitu. Nah ini yang teman-teman di sektor keuangan lagi ngitung-ngitung," lanjutnya.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- 2 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 3 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 4 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 5 Klasemen Liga 1: Dewa United Geser Persija di Posisi Kedua
Berita Terkini
-
IHSG Pagi Ini Dibuka Melemah 47,57 Poin
-
Pengemudi Ojek Diusulkan Dapat BBM Subsidi
-
P3RSI Meminta Pemprov DKI Jakarta Menunda Kenaikan Tarif air di Rumah Susun
-
Para Pemimpin Negara dan Teknologi Berkumpul di Paris, Hadiri KTT AI
-
Percepat Swasembada Pangan, Wamentan Sebut HPP Gabah Rp6.500/Kg Komitmen Presiden Sejahterakan Petani