Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 08 Feb 2025, 06:10 WIB

Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali

Foto: ANTARA/HO HUmas Pemkab Banyuwangi

Di utara Selat Bali lautan yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali terdapat Pulau Tabuhan. Pulau tidak berpenghuni dengan luas 4,8 hektar ini memiliki pemandangan alam menawan yang menarik perhatian wisatawan belakangan ini.

1738942616_8d0fcb3d50ee792dd08e.jpg

Pulau Tabuhan Banyuwangi (Kementerian Investasi Dan Hilirisasi/BKPM)

Awalnya luas Pulau Tabuhan mencapai 5,6 hektar. Namun luasnya menyusut karena terjadinya abrasi. Seperti diketahui kawasan Selatan Bali memiliki arus kuat dan angina yang kencang, yang menjadikan pulau ini terabrasi.

Pulau Tabuhan merupakan bagian dari wilayah Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Jarak Desa Bangsring dengan pusat kota Banyuwangi yang mencapai 25,4 km dengan waktu tempuh sekitar 59 min via Bajulmati - Ketapang/Jl. Raya Pantura and Jl. Nasional III

Setelah menggunakan transportasi darat menuju Pantai Bangsring dari Kota Banyuwangi perjalanan dilakukan dengan menggunakan perahu nelayan untuk menyebrang ke Pulau Tabuhan. Jaraknya pulau dari bibir pantai desa tersebut sekitar 3 kilometer dengan waktu tempuh dengan menggunakan perahu nelayan tradisional sekitar 30 menit, namun saat cuaca bersahabat hanya perlu waktu 15 menit.

1738942615_7a798fcb5f045f2dbd23.jpg

Antara/HO HUmas Pemkab Banyuwangi

Sama seperti pulau-pulau kecil lain di Indonesia, Pulau Tabuhan juga menyimpan potensi sumber daya alam pesisir dan laut yang beragam. Salah satu potensinya adalah pariwisata, yang menambah keragaman destinasi bahari di Sunrise of Java, julukan untuk Banyuwangi.

Secara harfiah, kata “Tabuhan” berasal dari bahasa Suku Using/Osing yang memiliki arti musik atau tetabuhan. Konon, bunyi-bunyian itu akibat dari tiupan angin yang cukup kencang dan berisik di daerah tersebut.

Di zaman Jepang pulau ini digunakan oleh para tentara Jepang untuk mengintai musuh mereka. Salah satu peninggalan penjajah ini adalah sebuah mercusuar yang masih berdiri kokoh dengan tinggi mencapai 20 meter.

Pulau Tabuhan pertama kali diperkenalkan ke khalayak ramai pada tahun 2014 dalam sebuah acara selancar layang. Kecepatan angin yang cukup konstan antara 20-25 knot membuat tempat ini menjadi lokasi bagi selancar layang.

1738942616_a127effcf4c7f51e33c1.jpg

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/kye/15.

Pada tahun 2017 juga pernah dilaksanakan sebuah acara selancar layang internasional yang dihadiri kiter dan windsurfer professional dari 13 negara. Selancar layang adalah olahraga yang melibatkan penggunaan tenaga angin dengan layang-layang berkekuatan besar untuk menarik pengendara melintasi permukaan air, tanah, atau salju.

Angin di Pulau Tabuhan memang dikenal cukup kencang. Angin paling kencang terjadi pada bulan Januari hingga Februari. Sedangkan bulan April hingga Juli anginnya lebih bersahabat. Sementara itu dari bulan Agustus hingga Desember cukup kencang meski masih layak untuk menuju ke pulau ini.

Berada di Selat Bali, Pulau Tabuhan memiliki arus yang kencang seperti aliran sungai. Para awak kapal nelayan yang digunakan untuk menyeberang sudah mengetahui cara menaklukkan arus ini sehingga wisatawan bisa tenang ketika menuju ke sana.

Ketika terjadi arus kencang dari utara perahu yang membawa wisatawan akan menempuh rute berbentuk melekung ke utara melawan arus. Lalu perahu kemudian dibelokkan mengikuti arus untuk disandarkan di bibir pantai sebelah utara Pulau Tabuhan.

Namun ketika perahu digunakan nelayan untuk mencari ikan tidak akan menggunakan rute jauh seperti. Mereka sudah terbiasa memotong arus, selain untuk mempersingkat waktu juga bahan bakar perahu yang sangat berharga.

Ketika perahu sampai akan dijumpai pesona pulau berpasir yang dikelilingi terumbu karang. Perannya cukup vital dalam menjaga pulau ini dari abrasi ombak dan arus yang kencang yang ada di pulau yang menjadi ikonnya Banyuwangi di lepas pantai Banyuwangi.

Terumbu karang di pulau ini menciptakan gradasi warna hijau toska yang bergradasi dengan birunya air laut ketika semakin ke tengah. Pemandangan bawah airnya berupa terumbu karang yang hidup dan berwarna-warni mulai dari kedalaman 3 meter.

Jarak pandang perairan Pulau Tabuhan mencapai 15-20 meter, ketika musim tenang tiba yaitu pada bulan Juli – September. Terumbu karang di sini memiliki beragam kontur baik berupa tebing atau dinding (wall) maupun rata.

1738942717_c367ef81f37cb57a6a9b.jpg

ANTARA/Abdul Rifai

Terumbu karang keras (hard coral) yang ada sangat beragam, banyak terumbu karang lunak (soft coral) yang cantic dapat ditemui dengan mudah. Ada ribuan ikan yang hilir mudik di sekitar terumbu karangnya, selain adanya bintang laut yang begitu memanjakan mata para penyelam atau mereka yang snorkeling.

Di bibir pantainya pengunjung akan disambut dengan pasir putih yang lembut di kaki namun cukup menyilaukan di mata saat siang yang terik. Di daratannya pulau ini ditumbuhi vegetasi tumbuhan keras khas pesisir.

Pulau Tabuhan menawarkan pemandangan 360 derajat yang menawan. Ketika memandang ke arah barat saat cuaca sedang cerah umumnya di pagi hari akan terlihat pemandangan gunung berapi di Pulau Jawa seperti Gunung Ijen (2.386 meter di atas permukaan laut/mdpl), dan Gunung Raung 3.344 (mdpl) di kejauhan.

Di sebelah barat laut akan terlihat Gunung Baluran gunung api non aktif yang berada di kawasan Taman Nasional Baluran yang berada di Kabupaten Situbondo. Gunung yang hanya memiliki ketinggian 1.247 meter mdpl jaraknya paling dekat dengan pulau ini.

Untuk wisatawan swafoto di sisi barat pulau terdapat sepasang ayunan yang terbuat dari kayu, dan bingkai foto raksasa bertuliskan “Tabuhan Island Banyuwangi.” Pada waktu musim angin tenang, tempat ini menjadi primadona bagi wisatawan lokal dan mancanegara.

1738942718_d9d88ba413c5dfafebd2.jpg

ANTARA/HO-Pertamina Parta Niaga Jatimbalinus

Meski tidak berpenghuni di pulau ini menjadi tempat singgah bagi para nelayan di kawasan ini untuk beristirahat. Sebagian dari mereka menuju ke utara pulau untuk menjaring ikan, sedangkan sisanya menambatkan perahunya di dekat pulau untuk menangkap ikan hias yang banyak dijumpai di kedalaman 2 hingga 5 meter.

Bagi wisatawan tersedia fasilitas toilet berupa dua bilik kamar kecil. Untuk mendapatkan makanan dan minuman berdiri berapa warung makan yang dijalankan oleh warga Desa Bengkak, sebuah pemandangan yang “menghidupan” pulau ini.

Yang menarik di pulau ini adalah terjadinya perbedaan zona waktu yang berubah pada gawai tergantung gawai terkoneksi dengan menara base transceiver station (BTS) di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Ketika berada di timur pulau maka akan terhubung dengan BTS di pulau dewata dengan zona waktu Indonesia Tengah (Wita).  hay

Redaktur: Haryo Brono

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.