Sulit Berdikari kalau Kebijakan Impor Malah Direlaksasi
Achmad Maruf Pengamat Ekonomi dari UMY - Kita harus belajar dari kasus-kasus tersebut dan memastikan kebijakan perdagangan yang diambil benar-benar mendukung kemandirian ekonomi dan melindungi industri dalam negeri, terutama industri yang masih rentan dan membutuhkan perlindungan.
Caranya, hanya dengan membangun industri dalam negeri dan menciptakan swasembada pangan.
Pengamat perdesaan dari Universitas Brawijaya Malang, Imron Rozuli, mengatakan bukan hanya industri yang terdampak dari relaksasi impor, tetapi juga sektor pertanian lokal. Harga beras lokal lebih mahal dari beras impor karena pemerintah membiarkan praktik dumping, dan tak kunjung mengatasi ekonomi biaya tinggi sektor pertanian.
"Praktik dumping atas beras impor menyebabkan beras impor lebih murah. Sementara di sisi lain, produksi pertanian kita masih berbiaya tinggi," kata Imron.
Biaya produksi yang mahal terjadi karena mulai bibit dan pupuk sebagai instrumen utama produksi padi, pola pupuk subsidinya sampai sekarang tidak efektif.
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya