
SNI Perkuat Daya Saing, Industri Furnitur Lokal Makin Berkembang
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi.
Foto: ANTARA/HO-KemenperinJAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada industri furnitur, secara langsung meningkatkan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian nasional.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi, di Jakarta, Senin (10/3), menyampaikan industri furnitur selama ini memiliki peranan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Misalnya sepanjang 2024, sektor ini menorehkan pertumbuhan sebesar 2,07 persen, dengan nilai ekspor mencapai 1,47 miliar dolar AS atau Rp24,2 triliun (kurs Rp16.343) pada periode Januari-November 2024.
Oleh karena itu, dengan ditetapkannya SNI pada sektor tersebut, membantu dalam menjaga kualitas dan mutu produk, sehingga mendorong kuantitas ekspor.
"Dengan pertumbuhan industri furnitur lebih dari 2 persen itu, penerapan SNI produk furnitur menjadi hal yang sangat penting. Hal ini mengingat untuk menjaga kualitas produk, meningkatkan daya saing industri, serta mempertahankan kepercayaan pelanggan, baik di pasar domestik maupun internasional," ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan industri furnitur, salah satu balai di bawah BSKJI, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta, berkomitmen untuk membantu penerapan SNI melalui perluasan ruang lingkup sertifikasi produk furnitur.
Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menjelaskan, proses mendapatkan sertifikasi SNI produk furnitur kini semakin mudah.
Pelaku industri dapat mengakses laman Sertifikasi Batik untuk memperoleh informasi dan melakukan proses sertifikasi secara efisien.
Ia menyatakan, dengan semakin banyaknya produk furnitur yang tersertifikasi SNI, diharapkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal semakin meningkat.
Hal itu tidak hanya akan memperkuat daya saing industri di pasar internasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan.
"Penerapan standar mutu yang ketat, juga akan membantu meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi risiko penarikan produk akibat ketidaksesuaian dengan regulasi yang berlaku," ujar Afrizon.
Selain itu, pemerintah terus mendorong kemitraan antara pelaku industri furnitur dengan berbagai lembaga penelitian dan pengembangan, guna menciptakan inovasi yang lebih kompetitif.
Pemanfaatan teknologi terbaru dalam produksi furnitur, seperti teknik manufaktur berbasis digital dan penggunaan bahan ramah lingkungan juga menjadi bagian penting dalam strategi penguatan industri nasional.
"Melalui upaya ini, diharapkan industri furnitur Indonesia dapat terus berkembang, meningkatkan daya saing di pasar global, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional," kata Afrizon.
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 3 Perluas Jangkauan, Manulife Indonesia Resmikan Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
- 4 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah