Serangan Bom di Perbatasan Myanmar Tewaskan 5 Pejabat dan Polisi
Polisi memeriksa puing-puing ledakan bom di sebuah bank di Lashio di negara bagian Shan, Myanmar timur laut pada 21 Februari 2018.
Foto: Radio Free AsiaYANGON - Serangan bom di kompleks pemerintah Myanmar di Myawady menewaskan lima pejabat pemerintah dan keamanan serta melukai 11 polisi, kata beberapa sumber kepada AFP, Senin (4/9).
Di kota di perbatasan dengan Thailand ini telah terjadi bentrokan sporadis antara militer dan pejuang anti-junta sejak kudeta 2021 yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan.
Minggu (3/9) dini hari, dua bom jatuh ke dalam kompleks perkantoran yang berisi kantor polisi distrik dan kantor administrasi umum, kata sumber militer kepada AFP.
Ketika para pejabat mengambil "langkah-langkah keamanan" setelah ledakan, dua bom lainnya dijatuhkan, menewaskan lima orang dan melukai 11 orang, kata mereka yang meminta tidak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
Korban tewas antara lain seorang perwira militer, dua petugas polisi, dan dua pejabat dari departemen administrasi, kata mereka.
Sebelas petugas polisi "junior dan senior" terluka, lima orang dalam kondisi kritis, kata mereka.
Sumber kepolisian setempat yang juga meminta namanya dirahasiakan membenarkan jumlah insiden dan korban jiwa.
Tidak ada sumber yang menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Junta mengatakan "beberapa anggota keamanan dan staf pemerintah" terluka dalam serangan itu, tanpa menyebutkan jumlah korbannya.
Mereka menyalahkan "Pasukan Pertahanan Rakyat" anti-kudeta (PDF) dan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), sebuah kelompok pemberontak etnis yang telah melawan militer selama beberapa dekade.
Pejuang anti-junta yang berjuang membatalkan kudeta yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi telah menggunakan drone komersial untuk memata-matai dan juga sebagai alat menjatuhkan bom.
Seorang warga Myawady yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada AFP mereka mendengar dua ledakan di kota itu, yang berbatasan dengan provinsi Tak, Thailand, pada Minggu malam.
Sejak kudeta, kelompok KNLA dan PDF telah bentrok secara sporadis dengan militer di kota Myawady dan sekitarnya di negara bagian Karen, menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri ke Thailand.