Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 03 Jan 2025, 00:08 WIB

Gencarkan Pemasaran, PTDI Fokus Inovasi Teknologi dan Perkuat Ekspor pada 2025

Proses pengerjaan pesawat CN235 (N71) TNI AL dan NC212i unit ke-7 TNI AU di hanggar Major Assembly PTDI Bandung.

Foto: ANTARA/HO PTDI

Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyatakan akan berfokus pada inovasi teknologi, memperkuat ekspor, hingga memberikan kontribusi dalam usaha kemandirian pertahanan nasional pada 2025.


"PTDI memperkuat komitmen dalam menyediakan produk pesawat berkualitas dan kompetitif, disertai inovasi teknologi terkini dan upaya pengembangan ekosistem dirgantara,. Sehingga tidak hanya memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, namun juga mendorong kemajuan dan optimalisasi industri dalam negeri dengan semangat dan optimisme baru," kata Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan di Bandung, Kamis.

Sebagai produsen pesawat terbang satu-satunya di Indonesia dan Asia Tenggara dengan produk CN235-220 dan NC212i, kata dia, PTDI melakukan berbagai upaya pemasaran untuk memperoleh kontrak baru, baik untuk pasar dalam negeri khususnya dalam memenuhi rencana kebutuhan Alpalhankam pada 2025-2029, maupun pasar luar negeri.

Di pasar global, lanjut Gita, pesawat CN235-220 telah dioperasikan di berbagai negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Korea Selatan, Uni Emirat Arab (UAE), Burkina Faso, Pakistan, Senegal dan Nepal.

"Berkat dukungan dari Presiden RI terdahulu, Joko Widodo, pada Januari 2024, PTDI bisa melakukan penetrasi perolehan kontrak baru di Filipina, yang secara langsung merekomendasikan pesawat CN235-220 dengan konfigurasi MPA/ASW kepada Menteri Pertahanan Filipina untuk Philippine Navy. Sedangkan untuk pasar dalam negeri pesawat CN235 masih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Alpalhankam NKRI," ucap Gita.

Sementara pesawat NC212i juga, kata dia, terus memperkuat kontribusi PTDI dalam memenuhi kebutuhan Alutsista nasional, dengan saat ini, kontrak baru pesawat NC212i antara PTDI dan Kementerian Pertahanan sedang dalam tahap penjajakan.

"Hal ini merupakan bentuk komitmen PTDI sebagai mitra strategis Kementerian Pertahanan RI dalam menyediakan produk Alutsista dan pertahanan udara di era kepemimpinan baru Presiden Prabowo Subianto," katanya.

Baru-baru ini, ucap dia, PTDI juga telah menjajaki kerja sama dengan PT Yasa Artha Trimanunggal dan PT Semuwa Aviasi Mandiri (SAM Air) pada 22 November 2024 lalu, yang dikukuhkan melalui dokumen Non-Disclosure Agreement (NDA) untuk pembelian 12 unit pesawat produksi PTDI yang di dalamnya termasuk dua unit pesawat NC212 series untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, terutama dalam mendukung distribusi pangan ke daerah-daerah terpencil melalui rute perintis yang sulit diakses di wilayah Indonesia Timur.

Kedua unit pesawat NC212i tersebut rencananya adalah pesawat used yang sudah dioperasikan oleh operator sebelumnya dan akan dilakukan refurbish oleh PTDI sebagai bridging moda transportasi logistik sebelum dikirimnya unit pertama pesawat N219.

Adapun saat ini, kata Gita, PTDI sedang menyelesaikan produksi satu unit pesawat CN235-220 Military Transport (serial number N71) untuk end user TNI AL dan pesawat NC212i unit ke-7 dari total kontrak pengadaan sembilan unit untuk end user TNI AU.

Saat ini, pesawat CN235-220 (N71) tersebut telah menyelesaikan Critical Design Review (CDR) dan telah memasuki tahapan Fuselage Integration di hangar Major Assembly Line, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pekerjaan Basic Airframe. Sedangkan untuk pesawat NC212i unit ke-7 TNI AU, rencananya dapat diselesaikan produksinya pada Februari 2025.

"Tahun 2025 menjadi momentum PTDI untuk membuktikan siap menyongsong masa depan yang lebih cerah. Dari kontrak yang telah berhasil kami peroleh tiga tahun ke belakang, serta berbagai kolaborasi strategis yang dijalin, tidak hanya dengan partner di dalam negeri saja, tapi juga dengan beberapa global key player di industri dirgantara. Kami harap keberadaan PTDI dapat mendorong kemajuan dan berdampak baik bagi kebangkitan industri dirgantara tanah air," ujar Gita.

Ke depan, kata Gita, tidak hanya dengan produk pesawat terbang, PTDI juga akan memaksimalkan optimalisasi kapasitas produksi sistem senjata.

Mengingat, kapabilitas PTDI dalam produksi dan assembly sistem senjata telah memperoleh lisensi sejak 1982 dari FZ Thales Belgium, bagian dari Thales Group yang memiliki spesialisasi dalam inovasi teknologi persenjataan, termasuk integrasi sistem roket dengan berbagai platform untuk mendukung operasi milter dan pertahanan.

Berlokasi di Kawasan Produksi (KP) III Tasikmalaya, PTDI melakukan produksi Roket dengan kapasitas produksi 10.000 unit/tahun dan Warhead dengan kapasitas produksi 5.000 unit/tahun, termasuk dengan Firing Control System dan integrasinya.

Dengan seluruh kemampuan ini, tambah Gita, PTDI siap untuk mendukung pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu mendukung langkah strategis ini.

"Dengan kerja keras, inovasi dan kolaborasi yang telah dilakukan, PTDI optimis dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa Indonesia di tahun-tahun mendatang melalui pengembangan teknologi terbaru, peningkatan kapasitas produksi, serta dengan keberlanjutan inovasi yang akan mendukung pencapaian visi pertahanan yang lebih kuat dan modern," kata Gita.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.