Seluruh Umat Beragama Harus Mendorong Harmonisasi Peradaban
NU ingin menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran dan visi mendiang Gus Dur yang bersifat inklusif. Kehadiran NU sebagai organisasi sungguh-sungguh harus bisa berfungsi dan dirasakan seluruh rakyat. NU tak boleh menjadi kendaraan politik partai apa pun.
Yahya Cholil Staquf resmi menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar ke-34 NU yang berlangsung di Lampung pada 22-24 Desember 2021 kemarin. Maka, dengan terpilihnya Yahya Cholil Staquf, tongkat kepemimpinan PBNU beralih dari Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU sebelumnya, kepadanya.
Ke depan, banyak persoalan yang dihadapi bangsa ini otomatis menjadi tanggung jawab NU. Hal ini mulai dari masalah keumatan, ekonomi, politik, dan intoleransi yang terus dikembangkan orang-orang tak bertanggung jawab. Lalu, bagaimana NU menghadapi berbagai persoalan bangsa tersebut di bawah kepemimpinan Yahya. Untuk mengetahui lebih lanjut program-program dan kebijakan NU, wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna, mewawancarai Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf. Berikut petikannya.
Bapak baru saja resmi menjadi Ketua Umum PBNU, apa visi misi sebagai nakhoda baru organisasi massa Islam terbesar Indonesia ini?
Visi saya untuk memimpin NU ini adalah menghidupkan Gus Dur. Ini saya sudah nyatakan berulang-ulang. Jadi, saya sampaikan kepada PWNU, PCNU se-Indonesia bahwa apa yang ingin saya lakukan yaitu visi saya dalam memimpin NU lima tahun ke depan ini bisa dinyatakan dengan sikap menghidupkan Gus Dur.
Jadi, NU ini ingin dibawa ke mana?
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya