Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf

Seluruh Umat Beragama Harus Mendorong Harmonisasi Peradaban

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Saya ingin Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sungguh-sungguh bisa berfungsi dan kehadirannya dirasakan sebagai mana dulu kita semua menikmati fungsi dan merasakan kehadiran mendiang Abdurrahman Wahid (Gus Dur). NU harus bisa menjadi pengayom semua masyarakat seperti dilakukan Gus Dur. Gus Dur adalah pengayom berbagai lapisan umat beragama, tak hanya Muslim.

Bisa dijelaskan kenapa spirit pemikiran Gus Dur yang ingin Bapak hidupkan kembali di NU?

Saya menilai Gus Dur mempunyai visi-visi besar. Menurut saya, visi Gus Dur masih sangat relevan untuk diterapkan sampai waktu yang lama. Apa yang dibawakan oleh Gus Dur, baik visinya maupun kinerjanya, saya bisa yakinkan bahwa itu semua harus dan dapat diproyeksikan menjadi konstruksi organisasi yang harus dibangun ke depan. Kita merindukan kejayaan pemikiran Gus Dur. Tapi Gus Dur sudah tiada, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Maka, saya ingin mengajak untuk menjadi satu barisan guna mengupayakan secara bersama-sama untuk menghidupkan pemikiran-pemikiran dan visi besar Gus Dur tadi. Seluruh bangsa perlu mencontoh pemikiran-pemikiran Gus Dur yang inklusif, sehingga diterima semua pihak. Gus Dur menjauhkan eksklusivitas.

PBNU ini kan punya ikatan historis dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang disebut rumahnya kaum Nahdliyyin. Hubungan seperti apa yang ingin Bapak bangun antara PBNU dan PKB?

Saya tidak mau PBNU dipakai sebagai alat politik partai politik apa pun, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). NU tidak boleh menjadi kendaraan politik. Memang, PBNU memiliki hubungan erat dengan PKB. Namun, hal itu tidak serta-merta membuat PBNU sebagai alat pemenangan PKB. Relasi NU dengan PKB, saya kira alami sekali. Sebab, dulu PKB sendiri diinisiasi, dideklarasikan oleh pengurus-pengurus NU. Itu satu hal. Tapi, meski begitu, sekali lagi, tidak boleh lalu NU ini menjadi alat dari PKB atau dikooptasi dengan PKB. NU harus netral dimiliki banyak pihak. Tak boleh ada yang merasa memiliki sendiri NU. NU milik semua. Jangan mengotakkan NU.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top