Rutin Berolahraga Turunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19
Ilustrasi berolahraga.
Foto: Freepik/JcompStudi ungkap orang yang rutin berolahraga dapat terhindar dari gejala infeksi Covid-19 yang parah daripada mereka yang tidak aktif.
Sebuah studi bertajuk Associations of Physical Inactivity and COVID-19 Outcomes Among Subgroups yang meneliti hampir 200 ribu orang dewasa yang terinfeksi Covid-19 di California Selatan, Amerika Serikat (AS), menunjukkan berolahraga dapat mengurangi risiko terkena infeksi virus corona yang parah. Bahkan, mereka yang hanya berolahraga sedikitnya 11 menit seminggu mengalami risiko rawat inap atau kematian akibat covid yang lebih rendah daripada mereka yang jarang bergerak.
Para peneliti menarik catatan untuk 194.191 pasien yang didiagnosis Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 31 Mei 2021, dan rutin mengunjungi dokter setidaknya tiga kali dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka kemudian dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan durasi olahraga dan apakah rutinitas itu berubah selama bertahun-tahun. Kelompok yang paling tidak aktif terdiri dari mereka yang rutin berolahraga kurang dari 10 menit seminggu. Sementara mereka yang paling aktif secara konsisten berolahraga setidaknya 150 menit per minggu.
Merangkum laporan Post, para peneliti selanjutnya memeriksa catatan medis responden untuk kondisi yang diketahui berkontribusi pada gejala Covid-19 yang serius, termasuk obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung. Studi kemudian dilakukan dengan memeriksa silang data tentang rawat inap atau kematian akibat covid dan kebiasaan berolahraga masyarakat.
Hasilnya, semakin banyak seseorang berolahraga maka semakin kecil kemungkinan dia dirawat di rumah sakit atau meninggal setelah terkena Covid-19. Sallis menuturkan mereka yang tidak pernah berolahraga sebelum infeksi, 391 persen lebih berpotensi meninggal akibat Covid-19 daripada mereka yang aktif. Terlepas apakah mereka memiliki komorbid atau tidak.
Tak hanya itu, responden yang hanya berolahraga 10 atau 15 menit dalam seminggu pun tetap mengurangi kemungkinan mengalami gejala Covid-19 yang serius.
Walau begitu, studi ini memiliki keterbatasan. Pasalnya, catatan mengenai rutinitas olahraga dilaporkan sendiri oleh para responden tanpa dilacak secara objektif. Para peneliti juga hanya berfokus pada intensitas olahraga tanpa memperhitungkan faktor lain yang mungkin berperan, seperti aspek gaya hidup lain yang memengaruhi kesehatan mereka.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Suliana
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia