Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 27 Feb 2025, 01:00 WIB

Regenerasi Petani, Komitmen Pupuk Indonesia pada Industri Pertanian Berkelanjutan

Makmur Bersama Petani

Foto: antara

Salah satu indikasi kemajuan sektor pertanian adalah meningkatnya kesejahteraan petani sebagai produsen yang berperan sangat krusial dalam meningkatkan produktivitas. Kesejahteraan petani sangat vital karena berkaitan dengan regenerasi untuk menjaga sistem pertanian berkelanjutan, sekaligus menjadi salah satu upaya mencegah alih fungsi lahan pertanian.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Januari 2025 menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Januari 2025 tercatat 123,68 atau naik 0,73 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP karena kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,82 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,09 persen. NTP sendiri merupakan salah satu indikator dalam mengukur tingkat kesejahteraan petani dan angka di atas 100 berarti petani untung.

Di sisi lain, Asisten Deputi Sistem Distribusi Pangan Kementerian Koordinasi Bidang Pangan, Mochamad Saleh Nugrahadi mengatakan Indonesia saat ini menghadapi realita usia petani yang semakin menua. Data BPS menunjukkan mayoritas petani Indonesia usianya 55 tahun. Sementara minat generasi muda untuk bertani sangat rendah, hanya 2,14 populasi Gen Z yang terjun ke sektor pertanian.

Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Inti Pertiwi Nashwari beberapa waktu lalu membenarkan minimnya regenerasi, karena rendahnya daya tarik di sektor pertanian, terutama kepastian pendapatan.

Kementan pun merespon dengan beberapa program, seperti Petani Milenial hingga pelatihan smart farming untuk menarik minat pemuda menggeluti profesi sebagai petani.

1740590725_9ea79aa08ad93dd2819e.jpg

Pendampingan Intensif

Sejalan dengan program dari Kementan, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga terpanggil melahirkan generasi muda tani yang handal.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh dalam keterangannya baru-baru ini mengajak petani menerapkan budidaya yang baik dan benar agar produktivitas meningkat dan bisa mempercepat swasembada pangan nasional.

Upaya tersebut, sebagai bagian dari program kemitraan on farm Pupuk Indonesia, melalui pengawalan, pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan yang didukung teknologi. Program itu dikenal dengan “Makmur” akronim dari

“Mari Kita Majukan Usaha Rakyat”.

Program Makmur merupakan sebuah ekosistem pertanian yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang memberikan banyak manfaat bagi petani dalam meningkatkan produktivitas guna mendukung program Pemerintah mewujudkan swasembada pangan.

Melalui program Makmur, petani kata Tri Wahyudi dapat mengetahui kandungan hara tanah melalui fasilitas Mobil Uji Tanah (MUT). Hal itu memberi rekomendasi dosis pupuk sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman yang akan ditanam, sehingga petani dapat melakukan budidaya pertanian yang baik dan benar.

Program yang diluncurkan Pupuk Indonesia sejak Agustus 2021 itu, kini melibatkan beberapa perusahaan seperti produsen benih Sang Hyang Seri, Bank-bank Himbara, PSI-TP Kementerian hingga Bulog sebagai offtaker.

Pupuk Indonesia pada 2025 menargetkan realisasi program Makmur di lahan seluas 500 ribu hektare yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 200 ribu hektare untuk padi, selebihnya tebu, singkong, kopi, kelapa sawit, hortikultura, dan lainnya. Hingga akhir 2024, Pupuk Indonesia bersama Kementerian BUMN, telah menjalankan program Makmur di lahan seluas 450 ribu hektare yang melibatkan lebih dari 200 ribu petani.

Program Makmur pun diharapkan menjadi katalisator dalam regenerasi petani, agar industri pertanian terus berkelanjutan.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Vitto Budi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.