Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 07 Des 2017, 01:00 WIB

Puskesmas Waspada Penyakit Difteri

Foto: Istimewa

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta seluruh puskesmas di Ibukota agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Koesmedi Priharto mengatakan, pihaknya telah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit difteri. Khususnya di tingkat puskesmas yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

"Di DKI sendiri ada 22 orang yang terjangkit difteri selama satu tahun ini. Umumnya itu anak-anak. Semua puskesmas sudah kami minta waspada," ujar dia, di Jakarta, Rabu (6/12).

Menurut Koesmedi jika ada satu orang terkena difteri, maka harus dilakukan surveillance. Artinya melacak sampai sejauh mana terjangkitnya dan asal terkena penyakit.

"Jadi kalau ada satu orang kena, kita harus melakukan surveillance. Memang susahnya DKI, kan orang keluar masuk. Bisa saja dari daerah sekitar," katanya.

Koesmedi mencatat, dari 22 pasien penderita difteri, tiga di antaranya diketahui belum diimunisasi. "Empat lainnya memiliki riwayat imunisasi lalu terjangkit saat mengunjungi orang yang terkena difteri," sambungnya.

Ia menambahkan, difteri sendiri merupakan penyakit yang disebabkan dari kuman bernama Corynebacterium Diphtheriae. Penyebaran penyakit ini melalui udara dan bisa menular.

Belum Tersebar

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyatakan wabah difteri belum menyebar di daerah setempat dan belum ada laporan dari masyarakat terkait penyakit tersebut.

"Kendati Pemprov Jawa Barat telah menyatakan status kejadian luar biasa (KLB) untuk wabah difteri, tapi di Kabupaten Bekasi belum ditemukan penyebaran," kata Plt Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kabupaten Bekasi Dr.Ida Haryanti di Cikarang, Rabu (5/12).

Menurut dia wabah difteri sangat berbahaya bagi manusia khususnya anak-anak. Tetapi hingga saat ini belum ada laporan baik dari masyarakat, puskesmas maupun Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah (RSUD).

Namun bila hal tersebut terjadi maka akan segera mengambil tindak lanjutnya guna menganani keberadaan wabah itu. Pasalnya, difteri adalah penyakit yang dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak yang belum pernah diimunisasi.

Dalam kasus wabah tersebut diakuinya belum ada obat serta penyebarannya sangat cepat atau memiliki sifat dapat menular melalui keringat, serta udara.

Ia menambahkan dalam hal ini, Dinkes Jabawa Barat mencatat sudah 116 kasus difteri hingga 3 Desember 2017 sudah menelan korban jiwa 13 orang. Dengan jumlah tersebut, wabah difteri di Jabar masuk dalam status KLB. Untuk itu dalam antisipasi wabah itu mengimbau kepada kepada seluruh pihak jika melihat atau mengindentifikasi adanya wabah difteri untuk segera melaporkan kepada Dinkes daerah setempat.emh/Ant/P-5

Redaktur: M Husen Hamidy

Penulis: Antara, M Husen Hamidy

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.