PLN Ajak Swasta Manfaatkan EBT
Transisi Energi
Foto: antaraJAKARTA - Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero) Adi Lumakso menyampaikan bahwa pihaknya mendorong peran swasta untuk memanfaatkan EBT yang ada di Indonesia, sebagai dukungan upaya pencapaian Net Zero Emission (NZE).
"Kita mendorong adanya swasembada energi yang berbasis pada EBT, mau gak mau kita harus menyiapkan transmisi bagaimana caranya untuk bisa menyalurkan dan mengevakuasi energi listrik dari pembangkit EBT ke pusat demand, untuk itu butuh smartgrid," terangnya, Jumat (13/12).
Adi mengatakan, awal pekan ini bersama Komisi XII DPR RI berkujung ke PLTB Tolo, Jeneponto, Sulawesi Selatan. Pulau Sulawesi diketahui memiliki potensi EBT yang melimpah. Kunjungan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang sedetail-detailnya terkait Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) termasuk potensi EBT di Sulawesi Selatan dan kontribusi terhadap bauran energi.
Untuk diketahui, PLTB Tolo Jeneponto merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap, yang kedua-duanya berada di Provinsi Sulawesi Selatan.
PLTB Tolo mulai beroperasi pada Mei 2019 dengan kapasitas terpasang 72 MW yang terdiri atas 20 tower dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,6 MW. Pembangkit tenaga angin ini mampu membangkitkan listrik sebesar 194 - 257 GWh pertahun atau menyumbang sekitar 1,27% produksi listrik di Sistem Sulawesi Bagian Selatan.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Havidh Nazif dalam kunjungan itu mengatakan, kalau kita lihat memang dalam merencanakan pembangkit itu melihat dari potensi yang ada di daerah tersebut, terutama yang EBT itu yang didorong dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Ia menyampaikan Pemerintah akan terus mendorong bagaimana potensi EBT bisa termanfaatkan. Untuk itu Pemerintah bersama-sama PLN merencanakan melalui RUPTL, tentu selain memberikan ruang swasta bisa mengembangkan proyek itu dengan layak.
"Karena listrik harus berkelanjutan sehingga kedepan kita dorong supaya masalah intermitensi pada pembangkit EBT bisa diatasi," jelas Havidh.
Menurutnya untuk mengatasi intermitensi pada pembangkit EBT, kedepan bisa dengan menggunakan baterai atau energy storage, sehingga tidak hanya bisa menghasilkan listrik di waktu intermitensi tapi sekaligus bisa mengisi batre, harapannya nanti bisa digunakan 24 jam atau malah bisa sebagai baseload.
Beri Kontribusi
Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, meningkatnya Pembangkit EBT diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar terhadap kesuksesan program transisi energi.
"Betapa memang Pembangkit EBT itu bukan lagi pilihan, tetapi keharusan kalo indonesia mau survive kedepan. Karena energi fosil sudah jadi masalah dan banyak impor," ungkapnya.
Redaktur: andes
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Regulasi Baru, Australia Wajibkan Perusahaan Teknologi Bayar Media Atas Konten Berita
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 4 Terapkan SDGs, Perusahaan Ini Konsisten Wujudkan Sustainability Action Plan
- 5 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
Berita Terkini
- Tenggelamnya “Sunset” di Sela Hutan Mangrove
- Mandalika, Pulau Cantik di Seberang Pantai Jepara
- Warga Harus Waspada, Gunung Semeru Kembali Erupsi dengan Tinggi Letusan 800 Meter
- Semua Penumpang Terpaksa Dievakuasi, KMP Trimas Fadhila Senggol Kapal MT Sofia di Pelabuhan Merak
- Kesiapan Bus Angkutan Natal